Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Kota Tua Dapat Perhatian dari UNESCO

Bekas Stadhuis (Balai Kota) Batavia, kantor Gubernur Jenderal VOC.
Bangunan ini sekarang menjadi 
Museum Sejarah Jakarta.
(Foto: Wikipedia.org)
Kota Tua sebagai peninggalan sejarah akan direvitalisasi. Lembaga perwakilan dari PBB, UNESCO tertarik untuk bekerja sama dengan Pemprov DKI dalam membuat master plan Kota Tua.

Menurut Kabiro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH dan KLN) DKI Jakarta Heru B Hartono mengatakan Unesco sangat antusias terhadap Kota Tua karena perhatian dari pemerintah yang kurang. 

"Selama ini Kota Tua di Jakarta tidak seperti 10 tahun lalu, karena ada Dinas Kebudayaan yang memperhatikannya sangat intens," ujarnya di Balai Kota, Jl Merdeka Selatan, Rabu (20/3).

Padahal Kota Tua merupakan area bersejarah yang bagus apabila direvitalisasi. Heru mencontohkan stasiun Tanjung Priok yang infrastruktur bangunannya hanya dua di dunia, Eropa dan Indonesia.

Permasalahan utama kurang diperhatikannya Kota Tua karena bangunan disana sebagian besar adalah milik pribadi. Meskipun ada beberapa yang dimiliki BUMD, BUMN.

Dua tahun lalu sempat ada program untuk perbaikan Rel Kereta Api yang kini dimiliki PT KAI. "Perbaikan Kota Tua- Tanjung Priok dan Kota Tua - Manggarai harusnya bisa berjalan berkolaborasi," ujarnya.

Dari pemerintah Kota Jakarta Barat dan Jakarta Utara  pun juga harusnya dapat bekerja sama. Padahal bangunan tua disana memiliki nilai sejarah yang bagus tetapi mereka kurang memahaminya.

Sedangkan program kongkrit perbaikan Kota Tua masih dalam bentuk proposal dari Unesco. Selanjutnya pengajuan usulan tersebut akan diberikan arahan terlebih dahulu dari Pemprov DKI.

"Kita akan berkolaborasi dengan Menteri BUMN, Menkokesra, dan Menteri Pariwisata," ujarnya. Waktu untuk perbaikan Kota Tua rencananya masih menunggu proposal yang harus dipelajari.

Pihaknya akan mempelajari selama dua minggu kemudian akan mengundang pihak terkait untuk mendapatkan arahan. Sebelumnya renovasi insiatif telah dilakukan di Kota Tua, salah satunya Toko Merah.



[rol/rat]

Wayang "Cenk Blonk" Pukau Penonton di Bali



Ilustrasi wayang kulit khas Bali.
Ilustrasi wayang kulit khas Bali. (sumber: Antara/Saiful Bahri)
Diambil dari salah satu tokoh punakawan bernama Nang Klencenk dan Nang Keblonk yang lucu, baik wajah dan suara maupun sifat perilakunya.  

I Wayan Nardayana (47), seniman kelahiran Desa Belayu, Marga Kabupaten Tabanan, Bali,  berhasil menggelar pementasan terobosan baru, wayang kulitCenk Blonk

Ia mengkolaborasikan unsur tradisi dan kreasi untuk memperkaya pertunjukan wayang kulit.  
 
Wayang Cenk Blonk, yang dipentaskan dengan melibatkan belasan seniman setiap pagelarannya mampu memukau masyarakat penonton. Bahkan penonton bisa ketagihan menyaksikan lelucon dengan penampilan si dalang yang khas, gaya memainkan wayang serta perpaduan instrumen gamelan yang mengiringinya sangat serasi dan harmonis. 

Wayang Cenk Blonk adalah wayang Ramayana (wayang betel), bukan wayang Tantri, ataupun wayang Babad. Nama Cenk Blonk diambil dari salah satu tokoh punakawan bernama Nang Klencenk dan Nang Keblonk yang lucu, baik wajah dan suara maupun sifat perilakunya.  

Meskipun pertunjukannya sama seperti pertunjukan wayang lainnya, namun Cenk Blonk sarat dengan petuah-petuah (nasehat) dan lebih menonjolkan humor yang mengundang gelak tawa penonton. 

Suami Sagung Putri Puspadi (43) adalah sosok seniman dalang yang beda dengan dalang wayang kulit lainnya di Pulau Dewata. Pertunjukannya dikemas sedemikian rupa, sehingga berbagai kalangan cukup menggemari.       

Selain dikenal dengan banyolannya, juga memasukan gerong (sinden) seperti halnya Wayang Jawa ataupun sendratari Bali. Pelibatan peran perempuan dalam setiap pertunjukan, membuat pementasan wayang  menjadi lebih manis dan menarik.  

Musik pengiring merupakan kolaborasi dari berbagai alat musik gamelan, seperti gamelan gender rambat, ceng-ceng kopyak, suling, rebab dan kulkul dari bambu, mampu menambah meriah suasana pementasan.  

Setiap pementasan sedikitnya melibatkan 30 penabuh, beda dengan pementasan wayang biasa yang hanya melibatkan delapan sampai sepuluh orang. Meskipun demikian, sosok pria sederhana itu mengaku, tidak pernah merasa puas terhadap hasil kreativitasnya dalam bidang seni.  

Wapres Minta Budaya Wayang Dilestarikan



Wayang kulit.
Wayang kulit. (sumber: Suara Pembaruan)
"Memang wayang perlu mendapat perhatian khusus yang salah satunya mengadakan festival. Ini suatu bentuk pelestarian yang baik dan saya dukung."

Wakil Presiden Boediono meminta agar semua pihak ikut melestarikan budaya wayang untuk mencegah kepunahan, antara lain dengan secara berkala mengadakan Festival Dalang Bocah yang dilakukan oleh Persatuan Pedalangan Indonesia.

"Memang wayang perlu mendapat perhatian khusus yang salah satunya mengadakan festival. Ini suatu bentuk pelestarian yang baik dan saya dukung," kata Wapres Boediono di Istana Wakil Presiden Jakarta, Sabtu (7/7).

Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada acara pergelaran wayang kulit dengan cerita Pandowo Boyong dengan dalang Ki Cahyo Kuntadi, yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

Pergelaran wayang yang diadakan di halaman Istana Wapres tersebut juga dihadiri oleh sekitar 1.000 tamu dari berbagai kalangan seperti tokoh dan masyarakat pecinta wayang.

Menurut Wapres, dirinya sangat mendukung upaya Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) dalam mengadakan festival dalang bocah sehingga diharapkan keberadaan wayang kulit bisa terus eksis di masa mendatang.

Dikatakan Boediono, pergelaran wayang kulit ini merupakan bentuk kerjasama Sekretariat Wapres dengan PEPADI dan memang sudah direncanakan sejak lama.

"Mengenai cerita yang disampaikan ini saya belum pernah menonton tapi yang pernah saya dengar adalah para Pendawa ikut membangun astina untuk kesejahteraan rakyat," kata Wapres.

Ketua Umum PEPADI Pusat Ekotjipto mengatakan, festival dalang bocah diadakan untuk mendorong kecintaan anak-anak terhadap profesi dalang.

Pihaknya, katanya, dalam posisi mengawal tradisi seni wayang agar tetap lestari dan menjaga agar mata rantai generasi pedalangan tidak putus begitu saja.

"Festival itu merupakan salah satu upaya kami dalam mewujudkan cita-cita tersebut dengan tujuan mencari bibit generasi penerus pedalangan nusantara," kata Eko.

Festival Dalang Bocah tingkat nasional diselenggarakan setiap tahun dan diadakan di berbagai kota sejak 2008, sedangkan festival serupa tingkat daerah juga dilaksanakan oleh PEPADI provinsi dan kabupaten/kota.
 

Dukung Seni Budaya, BCA Kemas Tayangan World of Wayang



Wayang kulit.
Wayang kulit. (sumber: Suara Pembaruan)
Program  tersebut juga merupakan bagian dan kegiatan sosial Bakti BCA atau  tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengemas dukungan terhadap perkembangan seni dan budaya melalui program "BCA untuk Wayang Indonesia". 

Perseroan bekerja sama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi)  dalam tayangan edukasi berseri berjudul World of Wayang (WOW).
 
"Wayang banyak digunakan sebagai sarana sosialisasi dan edukasi kepada  masyarakat. Kita wajib melestarikan wayang sebagai budaya Indonesia,"  kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam jumpa pers di Kantor  Pusat BCA, Jakarta, hari ini.
 
Menurut Jahja, tayangan WOW merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan kembali wayang yang belakangan ini semakin mengalami kemunduran. Jika tidak dilestarikan, terdapat kekhawatiran putusnya usaha transformasi budaya dari generasi masa lalu ke generasi masa  depan.
 
Padahal, tanggal 7 November 2003 yang lalu, UNESCO telah memberikan pengakuan kepada wayang kulit sebagai World Master of Oral and  Intangible Heritage of Humanity.
 
"Masyarakat modern cenderung lebih menyukai seni kontemporer dan  menganggap seni wayang kulit adalah kesenian kuno yang hanya layak dikonsumsi para orang tua," ujar Jahja.
 
Ketua Umum Pepadi Ekotjipto mengatakan, banyak orang Indonesia yang masih belum mengetahui banyak jenis wayang lain selain wayang kulit dan  wayang golek, misalnya wayang dari Bali, Lombok, bahkan Palembang.
 
"Pada 5-7 Juli 2012 akan diadakan Festival Dalang Bocah seluruh Indonesia di Museum Bank Indonesia. Pesertanya yaitu 21 anak-anak berumur 8-15 tahun. Rencananya akan dihadiri Wakil Presiden Boediono," ungkap Ekotjipto.

Pura Taman Ayun Jadi Warisan Budaya Dunia



Pura Taman Ayun akhirnya menjadi salah satu warisan budaya dunia
Pura Taman Ayun akhirnya menjadi salah satu warisan budaya dunia (sumber: istimewa)
Setelah menanti selama 12 tahun

Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung, Bali, dijadikan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia (WBD) dalam sidang tahunan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (Unesco) ke-36 di Rusia.

"Setelah melalui proses panjang, akhirnya 21 negara anggota komite WBD menetapkan subak sebagai implementasi Tri Hita Karana, termasuk di dalamnya Kawasan Pura Taman Ayun sebagai WDB," kata Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, melalui siaran persnya di Denpasar, hari ini.

Dia mengatakan, sidang berjalan alot bahkan terjadi perubahan jadwal termasuk pembahasaan tentang warisan budaya dari Indonesia.

Namun, tambah Gde Agung, delegasi dari Indonesia merasa bangga karena saat empat situs budaya Bali dipresentasikan para peserta sidang menyimaknya dengan serius.

"Para delegasi peserta dari negara lain memberikan apresiasi yang luar biasa pada sistem pengairan subak yang sudah teruji keberhasilannya sejak abad ke-12," ujarnya.

Bupati mengungkapkan, setelah mendengarkan penjelasan tentan sistem pengairan tradisional Pulau Dewata itu, langsung memutuskan dan mengukuhkan jika subak dan situs budaya tersebut dijadikan sebagai WBD.

Menurut dia, penetapan Pura Taman Ayun sebagai WBD merupakan hal yang sangat dinantikan setelah 12 tahun untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

"Hal ini merupakan bentuk apresiasi Unesco sebagai representasi masyarakat dunia atas nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Bali yang telah mengimplementasikan Tri Hita Karana dengan baik, yang salah satunya tercermin pada situs Pura Taman Ayun," katanya.
Sumber:Antara

Ribuan Seniman Sunda Beraksi di Karawang



Kalender Sunda
Kalender Sunda (sumber: Antara)
Tidak ada regenerasi, beberapa seni Sunda hampir punah.

Ribuan seniman dari lima kota/kabupaten di Jawa Barat memeriahkan Kirab Seni Budaya Jawa Barat Zona Budaya Wilayah Melau Betawi, di Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Sabtu. 

Dalam kegiatan tersebut, para seniman Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Karawang menampilkan berbagai kesenian khas daerahnya masing-masing. 
Untuk seniman dari Karawang menampilkan seni helaran Larung Bumi yang merupakan seni Mmunculnya syiar Islam di Karawang dan seni gelar peradaban Tarumanagara. 

Seniman Kabupaten Bogor menampilkan tiga seni helaran, yakni Seni Gubrag, Seni Badungkol dan Seni Dogjringprak. Seniman dari Kota Depok menampilkan pagelaran tiga kesenian yakni Seni Ngarak Topeng, Seni Pencak Silat dan Seni Gambang Kromong. 

Kemudian para seniman dari Kabupaten Bekasi menampilkan Seni Ngarak Panganten, Seni Topeng Ajeng dan Seni Parade Garebug, dan para seniman Kota Bekasi menampilkan Seni Tanjungan, Seni Tari Topeng Tunggal dan Seni Barongsai. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Nunung Sobari, mengatakan, kegiatan Kirab Seni Budaya Jawa Barat tersebut merupakan pemberian ruang bagi para seniman untuk berkreasi, dan memotivasi untuk memelihara dan merawat kesenian daerahnya masing-masing. 

"Saat ini, dari 234 jenis seni budaya Jawa Barat, terdapat beberapa kesenian budaya Jawa Barat yang hampir punah karena tidak adanya regenerasi untuk mempertahankan seni kebudayaan asli suku sunda ini," kata dia. 

Atas hal itu, dengan kegiatan kirab budaya sunda tersebut diharapkan bisa menjadi momentum kebangkitan budaya dan seni sunda yang hampir punah dan tersusupi oleh kebudayaan asing. 

Enam Kali Malaysia Klaim Budaya Indonesia


Sejumlah penari sedang menarikan tarian Tor Tor pada pembukaan Pesta Danau Toba 2011 di Parapat Kab Simalungun, Sumut, Selasa (27/12/2011)
Sejumlah penari sedang menarikan tarian Tor Tor pada pembukaan Pesta Danau Toba 2011 di Parapat Kab Simalungun, Sumut, Selasa (27/12/2011) (sumber: ANTARA/Septianda Perdana)
Paling terakhir adalah klaim Tari Tor Tor dan musik Gondang Sembilan dari Batak.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan (Wmanedikbud), Wiendu Nuryanti mengungkapkan, Malaysia sudah enam kali mengklaim budaya Indonesia.

Paling terakhir adalah klaim atas Tari Tor Tor dan musik Gondang Sembilan dari Tanah Batak.

“Memang di satu sisi kita negara sangat besar dengan kekayaan budaya sangat luar biasa maka kita akan selalu mempunyai potensi untuk diklaim seperti itu,” katanya kepada wartawan di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (19/6).

Berdasarkan catatan Wiendu, pada November 2007, Malaysia mengklaim Reog Ponorogo dari Jawa Timur. Kemudian pada Desember 2008, Malaysia mengklaim lagu “Rasa Sayange”. Pada Januari 2009, Malaysia mengklaim batik.

Selanjutnya, pada Agustus 2009, Malaysia mengklaim Tari Pendet dari Bali. Bahkan tarian itu sempat dimasukan sebagai iklan pariwisata Malaysia. Lalu, bulan Maret 2010, Malaysia mengklaim musik angklung. Terakhir, 15 Juni 2012, Malaysia mengklaim Tari Tor Tor dan musik Gondang Sembilan.

Wiendu menambahkan, Malaysia juga pernah satu kali mengklaim hasil bumi Indonesia, yaitu beras Adan Krayan dari Kecamatan Krayan, Nunukan, Kalimantan Timur. Beras itu dipasarkan oleh Malaysia dengan merk “Bario Rice” dari Serawak Malaysia.

“Beras itu sangat terkenal sekali karena hidup di wilayah hutan lindung dan dikelilingi gunung-gunung. Jika dikelola secara organik maka citarasa beras itu tidak bisa ditemukan di wilayah lain,” ujar Wiendu.

Terkait klaim atas Tari Tor Tor dan Tari Gondang Sembilan, dia mengatakan Kemdikbud sudah meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk melakukan diplomasi. Berdasarkan informasi Kemlu, ujarnya, pemerintah Malaysia berinisiatif mencatatakan kedua kesenian Indonesia itu karena ada komunitas Mandailing yang tinggal dan melestarikan budaya itu di Malaysia.

“Maka mereka merasa wajib untuk melindungi dan memasukkan dalam warisan budaya. Dengan masuk sebagai warisan budaya maka akan masuk ke program pelestarian mereka,” kata Wiendu.

Program Warbudnas
Wiendu menambahkan mendikbud akan segera mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk meluncurkan program Warisan Budaya Nasional (Warbudnas). Nantinya, kekayaan budaya yang tercatat di Warbudnas akan diberi dana pelestarian.

“Dengan penetapan jadi Warbudnas akan ada anggaran pelestarian,” tandasnya.

Dia mengatakan pemerintah, sejak masa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sudah melakukan pencatatan warisan budaya termasuk makanan asli Indonesia. Namun, pencatatan itu tidak diikuti upaya pelestarian. Sampai saat ini, pemerintah sudah mencatat ada 2.108 budaya Indonesia termasuk Tari Tor Tor dengan nomor registrasi 000652.

Nantinya, Wiendu meminta masyarakat berperan aktif untuk mendaftarkan warisan budaya Indonesia lewat Program Warbudnas.

“Data 2.108 itu baru 30 persen, warisan budaya kita ada sekitar 7.000, jadi sisanya belum tercatat,” katanya. 

Wiendu: Tor Tor Harus Segera Diajukan ke UNESCO



Tari Tor Tor yang sedang ramai dibicarakan telah disebut-sebut diklaim milik Malaysia
Tari Tor Tor yang sedang ramai dibicarakan telah disebut-sebut diklaim milik Malaysia (sumber: Antarafoto)
Agar tidak diklaim sebagai warisan budaya negara lain.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Wiendu Nuryanti mengatakan, Tari Tor-tor dari Sumatera Utara perlu segera didaftar agar ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh organisasi dunia di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO).

"Saya kira kita harus segera membawa Tor-tor ke UNESCO," katanya di Jakarta, Selasa (19/06).

Namun, untuk ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, perlu persiapan paling tidak setahun untuk didokumentasikan dan dikirimkan pada akhir Maret, agar bisa disidangkan pada November tahun berikutnya.

"Memang cukup berat, sebelumnya setiap negara bisa mengajukan tiga budaya untuk dibahas dalam sidang UNESCO, sekarang hanya satu jadi persaingannya cukup berat," ujar Wiendu.

Penetapan Tor-tor sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia oleh UNESCO perlu diupayakan agar tidak diklaim sebagai warisan budaya negara lain.

"Saya lihat ada 24 item dari 24 negara yang sudah masuk tahap final untuk dibahas di sidang UNESCO, dan tidak ada dari Malaysia," tambah Wiendu.

Lebih lanjut ia mencontoh seperti tenun Sumba yang dokumennya sudah dikirimkan tahun ini untuk dibahas pada 2013. Sementara noken, tas khas dari Papua yang sudah dikirimkan dokumennya pada Maret 2011 bisa di bahas November 2012.

Menurut Wiendu, masih banyak kebudayaan Indonesia yang sudah menunggu untuk dibahas di sidang UNESCO seperti empat tari sakral Bali, Taman Mini Indonesia Indah dan lainnya.

Sementara cukup banyak budaya maupun kuliner khas Indonesia yang perlu segera diteliti untuk didokumentasikan seperti musik dangdut dan jamu.
 

INDONESIA KITA : Jogja Broadway "Apel, I'm in Love"


 Indonesia Kita.
FOTO: Wahyudi/Davinanews.com

Program Indonesia Kita yang tahun ini memasuki tahun kedua akan menghadirkan empat pertunjukan dimulai dengan judul “APEL, I’M IN LOVE” yang akan diselenggarakan selama dua hari, Sabtu – Minggu, 26 – 27 Mei 2012 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pementasan APEL, I’M IN LOVE akan menampilkan Jogja Broadway Theater yang dikemas dalam gaya theatre of broadway, dengan musik, tarian, dan tata artistik yang membuat panggung menjadi sangat imajinatif.

Jogja Broadway Theatre, merupakan prakarsa sekelompok pekerja teater di Yogyakarta, yang menyadari bahwa teater bisa menjadi alat edukasi sekaligus hiburan yang merangsang imajinasi. Dalam lakon ini, mereka mengolah perkakas sehari-hari seperti ember, panci, sapu, gantungan baju, piring dan lain-lain menjadi sesuatu yang puitis, artistik dan hidup. 

Lakon ini juga mengolah dunia dongeng, benda-benda itu seakan-akan menjadi hidup pada malam hari, dan memadukannya dengan realitas aktual sosial yang terjadi tentang orang-orang yang jatuh cinta pada Putri Apel. Realitas kehidupan sosial dalam pertunjukan ini dibawa ke dalam kisah dongeng yang artistik dan puitis. Bintang tamu pada pentas ini adalah Olga Lidya, dan didukung para komedian Yogyakarta, Gareng Rakasiwi, Joned, Wisben dan Yu Ningsih.

Pementasan APEL, I’M IN LOVE ini akan digelar pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 pukul 15.00 dan 20.00 WIB serta hari Minggu, 27 Mei 2012 pukul 20.00 WIB di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Tiket pertunjukan dapat dibeli dengan harga Rp 100.000 (Balkon), Rp 200.000 (Wing), Rp 300.000 (VIP), Rp 500.000 (VVIP) di dua tiket box, yaitu melalui Kayan di 0856 9342 7788 / 0838 9971 5725 dan TIM di 021-3193 7325 / 3193 4740. Selama dua hari pementasan tersebut, para pengunjung juga dapat menikmati “Pasar Kuliner Indonesia Kita” mulai pukul 12.00 WIB hingga selesai.

Pertunjukan Indonesia Kita yang segera menyusul setelah pementasan “APEL, I’M IN LOVE” adalah “Kebayan Jadi Presdien” yang mengolah khasanah seni yang tumbuh dan berakar pada kebudayaan Sunda, “Maling Kondang” yang mengambil latar kisah dari Sumatera Barat (Minang), serta “Nyonya Nyonya Istana” yang akan didukung para sosialita Jakarta. Empat pertunjukan itu akan di gelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta sepanjang tahun 2012 ini.




Penulis: Wahyudi


Wayang Orang Bharata Mampu Bersaing dengan Justin Bieber



Ilustrasi wayang orang. (Antara/Teresia May)
Ilustrasi wayang orang. (Antara/Teresia May)
"Jika kami pentas di luar negeri, antusiasme penonton tidak jauh berbeda seperti ketika Justin Bieber ke Indonesia."

Bagi masyarakat Indonesia, siapa yang kenal dengan Justin Bieber? Seorang penyanyi yang banyak diidolakan dari anak-anak hingga dewasa. Namun apakah diantara mereka ada yang mengenal Paguyuban Wayang Orang Bharata (WOB)?

Di negara luar, Paguyuban Wayang Orang Bharata sangat dinantikan kehadirannya. Bahkan masyarakat asing yang menyukai budaya Indonesia rela berbondong-bondong untuk menyaksikan setiap pertunjukan mereka meski harga tiket pun selangit.

"Jika kami pentas di luar negeri, antusiasme penonton tidak jauh berbeda seperti ketika Justin Bieber ke Indonesia, contohnya pada saat kami pentas di Jerman jumlah penonton meledak dan meminta kami untuk terus tampil," ujar Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata (WOB), Marsam Mulyo Atmojo belum lama ini. 

Ia menambahkan sambutan meriah pun mereka dapatkan ketika pentas di 30 negara Eropa, Turki dan Australia. 

Meski belum banyak yang tahu dengan paguyuban WOB, animo masyarakat Indonesia pun tak kalah tinggi. Marsam menjelaskan banyak pejabat negara dan artis yang ikut serta menjadi pemain dalam beberapa pementasan.

Menurut dia, keikutsertaan para pejabat dan artis dalam pementasan bukan semata-mata untuk menarik perhatian penonton, melainkan karena mereka memang tertarik dengan seni budaya tradisi itu, seperti mantan gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengaku tertarik dan senang akan seni wayang sejak kecil.

Harga tiket pementasan wayang orang yang berdiri sejak 5 Juli 1927 itu juga bisa mencapai jutaan rupiah, seperti pada pementasan yang akan digelar pada Agustus mendatang.

"Harga tiket kami juga tidak jauh berbeda dengan harga tiket Justin Bieber, yaitu paling tinggi Rp1,5 juta ," kata Marsam.

Menurut pemaparan Marsam, Wayang Orang Bharata bersama Yayasan Mitra Bharata pernah mengantongi keuntungan sebesar Rp1 miliar. Namun demikian penjualan tiket untuk pementasan di dalam Bharata tidak untuk menggaji pemain, tetapi untuk biaya produksi kecuali jika pementasan dilakukan di luar gedung Bharata.
Sumber:Antara

Pasar Seni Lukis Indonesia Beromzet Rp1,3 M



Ilustrasi pameran lukisan.
Ilustrasi pameran lukisan. (sumber: Antara)
Tidak tercapainya target omzet terjadi, antara lain, akibat lesunya perekonomian.

Pasar Seni Lukis Indonesia yang digelar 4-14 Mei 2012 di Balai Pemuda Surabaya berhasil meraup omzet sebesar Rp1,3 miliar.

"Sebenarnya kami mematok target omzet pasar seni lukis selama 11 hari bisa mencapai Rp2,5 miliar. Tapi nyatanya tidak sampai. Kalau 2011, omzetnya mencapai Rp1,9 miliar," ujar Ketua Panitia Pasar Seni Lukis Indonesia 2012 M Anis, di Surabaya, hari ini.

Menurut dia, tidak tercapainya target omzet disebabkan beberapa hal, antara lain, tidak lepas dari lesunya perekonomian akibat gonjang-ganjing rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa bulan lalu.

"Tentu hal itu sangat berpengaruh terhadap perekonomian di masyarakat. Apalagi lukisan itu adalah sebuah kebutuhan sekunder dan tidak semua orang membeli," ucapnya.

Namun, ia mengakui dalam Pasar Seni Lukis Indonesia kali ini, bermunculan seniman-seniman lukis baru dan mengikutsertakan karyanya. Anis juga mengungkapkan kepuasannya bisa sukses menggelar kegiatan tahunan ini.

Dari sekitar 6.000-an lukisan, ada satu lukisan yang dipatok dengan harga paling mahal, yakni sebuah lukisan perjamuan bergambar wayang berukuran 3x1,2 meter, seharga Rp200 juta milik seorang pelukis asal Semarang.

"Tapi tidak terjual karena pembeli menawarkan harga jauh di bawahnya. Bahkan sempat ada yang menawar Rp70 juta, namun tidak diberikan," ungkap Anis.

Dalam kegiatan kali kelima ini, total sebanyak 157 stan yang mengikuti, atau berbeda dengan tahun lalu yang mencapai 164 stan. Hal ini merupakan pengaruh dari terbakarnya gedung utama Balai Pemuda yang sampai saat ini masih belum direnovasi.

Anis berharap, pada gelaran Pasar Seni Lukis Indonesia 2013, semakin banyak pelukis yang ikut menjadi peserta dan menunjukkan karya-karyanya. Mendatang, acara seperti ini tetap digelar Mei dan sebagai bagian dari peringatan HUT Kota Surabaya.

"Even ini sudah masuk agenda pelukis setiap tahunnya dan sifatnya reguler. Tidak mungkin kami mengadakan di luar Surabaya. Even ini juga bukan semata-mata berdagang, tapi banyak masyarakat yang mengapresiasi dan menjadi wadah pembelajaran para siswa serta mahasiswa," paparnya.

Dari 157 stan, terbanyak berasal dari pelukis Jawa Timur yang memiliki hingga 40 stan, diikuti Semarang dengan 30 stan. Sisanya berasal dari banyak daerah di dalam maupun luar Pulau Jawa.

Salah satu pelukis asal Semarang, Daniel Catur, mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. Kendati begitu, ia sangat mengapresiasi dan bersyukur bisa ambil bagian.

"Saya kadang juga ikut di tempat lain, tapi di Surabaya paling berkesan. Selain pengunjung banyak, minat masyarakat terhadap lukisan sangat tinggi. Tahun depan semoga saya kembali," ucap seniman yang memamerkan lukisan selembar uang kertas tersebut.
Sumber:Antara
 

Melirik Kampung Batik Jakarta



Jalanan di area Kampung Batik Jakarta diberi motif batik. Mendapat rekor MURI untuk jalanan dengan motif batik terpanjang, yakni 133,9 meter.
Jalanan di area Kampung Batik Jakarta diberi motif batik. Mendapat rekor MURI untuk jalanan dengan motif batik terpanjang, yakni 133,9 meter. (sumber: Nadia Felicia/ Beritasatu.com)
Berusaha melestarikan batik Betawi.

Kampung Batik Laweyan, Solo dan Kampung Batik Trusmi, Cirebon sejak lama dikenal sebagai pusatnya wilayah batik karena daerah-daerah tersebut memiliki perkumpulan perajin dan dijadikan sentra bisnis. Terinspirasi dari wilayah-wilayah tersebut serta keinginan melestarikan batik, 4 orang pencinta batik memprakarsai dibuatnya kampung batik Jakarta.

"Saya yang pertama memiliki ide untuk memulai kampung batik. Setelah berbicara dengan beberapa teman, terbentuklah 4 orang yang memiliki ide untuk membuat kampung batik, yaitu, Iwan Darmawan, Budi Haryanto, Safri, dan saya," tutur Ismoyo W Bimo, salah satu penggagas Kampung Batik Jakarta, Pal Batu, Jakarta, Sabtu (5/5).

Di tahun 2010,  keempatnya bertemu dan membuat perencanaan atau rancangan awal dari kampung batik. Setelah mencari lokasi-lokasi tepat di sana-sini, keempatnya setuju, daerah Pal Batu adalah lokasi paling tepat. 

"Daerah ini dekat dengan sentra-sentra batik Jakarta di zaman dulu; Tanah Abang, Bendungan Hilir, Thamrin, Palmerah, dan sekitarnya. Daerah ini menurut kami adalah yang paling pas. Apalagi wilayah perumahannya masih cukup dekat, tidak banyak industri yang tumbuh, serta masyarakatnya juga dekat satu sama lain," jelas Bimo kepada Beritasatu.com. 

Sejak setahun lalu, wilayah ini menyelenggarakan acara bertajuk Jakarta Batik Carnival. Sebuah ajang 2 hari yang ditujukan untuk "mengeksplorasi potensi batik menjadi suatu tampilan menarik dan dirancang dengan event karnaval massal," begitu tulisan di situsnya. 

Kampoeng Batik ini berharap bisa menjadi sentra pengrajin batik Betawidan tujuan alternatif belanja kain batik. Dengan harapan bisa mendukung pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, lanjutan keterangan tentang gerakan ini. 

"Sebenarnya ini berdasar kecintaan kami terhadap batik. Kami ingin melestarikan batik. Sejak lama saya, yang kolektor batik, mencari tahu tentang batik. Lalu dari sana saya menemukan, Jakarta memiliki batiknya sendiri, dengan ciri khas tumpal dan motif ondel-ondel, monas, dan lainnya," ujar Bimo yang mengaku tergabung dalam komunitas Batik Banget.

Jakarta Batik Carnival kali pertama dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2011. Tahun ini, JBC diselenggarakan pada tanggal 5-6 Mei 2012. Acara berbasis komunitas ini menampilkan pameran batik, gelar kreativitas pelajar, lomba desain motif batik Betawi, dan sebagainya. 

"Sejak ajang pertama, daerah ini sudah memiliki setidaknya 7 gerai yang menjual batik. Harapannya mereka akan terus bertumbuh dan meningkatkan penghidupan masyarakat daerah ini. Lalu ada 2 sanggar batik yang didirikan; Sanggar Setapak dan yang terbaru, Sanggar Cantingku. Anggotanya adalah masyarakat dan anak-anak. Kami juga sering mengundang perajin dari berbagai daerah," jelas Bimo. 

Tahun lalu, Kampung Batik Jakarta ini sempat mencatat nama di Museum Rekor Indonesia dengan menciptakan coretan batik di jalan terpanjang, yakni 133,9 meter. 

Dari sana, mulai terlihat pemberitaan-pemberitaan tentang daerah ini. Gerakan yang awalnya hanya berupa swadaya masyarakat ini pun mulai menarik perhatian. Sabtu (5/5), produsen cat, Akzonobel, dengan produknya, cat Dulux pun turut mendukung dengan menyumbangkan 20 ribu cat. 

Selain mendirikan sanggar-sanggar membatik untuk belajar batik bagi warga-warga di sekitarnya, daerah ini juga melakukan pengecatan motif batik di dinding-dinding rumah warga, sebagian jalanan, dan wilayah sekitarnya. 

Mengakui pihaknya mengambil inspirasi dari kampung-kampung batik yang sudah ada, Bimo mengatakan, Jakarta punya tantangan lebih besar karena bukan berdasar dari perajin. Karena itu ia yang merasa sudah memperdalam dan memiliki koneksi cukup ke beberapa perajin, diberi tugas untuk mengkoordinasi perajin dari berbagai daerah batik di Indonesia untuk berbagi pelajaran dengan komunitas Kampung Batik di Jakarta. 

Ketika ditanya mengenai komitmen pihak terkait, terutama Pemerintah Daerah Jakarta, saat temu media, Ketua Pelaksana JBC, Budi Haryanto mengungkap, "Sejujurnya, belum ada keterkaitan mengenai hal ini dari pihak Pemda."

Sementara Bimo mengungkap, "Ke depannya mungkin akan diupayakan terus. Kami tidak bisa hanya berempat. Harus ada pendekatan dengan berbagai pihak. Tinggal proses waktu. Kami hanya penggagas awal. Karena ini adalah usaha untuk melestarikan budaya. Milik semua dan butuh bantuan dari semua."


 

Ketika Selir Diusung ke Atas Panggung



Karya tari Selir koreografi Retno Sulistyorini
Karya tari Selir koreografi Retno Sulistyorini (sumber: dok. Salihara)
Penantian seorang selir untuk menjadi yang terpilih.

Makna selir adalah istri kedua. Tema inilah yang diangkat koreografer Retno Sulistyorini dalam pertunjukan tari berjudulKlise yang akan ditampilkan di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada 5-6 Mei 2012, pukul 20.00 WIB.

Dalam karya tari ini, Retno mengangkat kisal selir yang biasa menjadi pendamping raja atau kaum bangsawan. Selir yang menjadi tokohnya, berjuang di antara selir-selir yang lain untuk menjadi yang terbaik dan terpilih. 

Proses penantian menjadi yang terpilih inilah yang membuat seorang perempuan menjadi lebih aktif melakukan banyak hal demi cita-citanya tadi. 

Klise dikembangkan dari karya Retno sebelumnya yang dipentaskan di Solo, Jawa Tengah, tahun lalu. Kali ini ia ia menggunakan empat penari dengan dua pemusik dan terbagi dalam dua bagian tanpa jeda.

Retno Sulistyorini adalah penari dan koreografer asal Solo, Jawa Tengah. Ia pernah menjadi penari, antara lain, dalam No Body's Body (2003) dan Opera Diponegoro (2008) karya Sardono W. Kusumo, dan bersama Mugi Dance Companye melawat ke Eropa (2008). 

Sebagai koreografer karya-karyanya, antara lain, Tubuh Bisu dalam Gelar Koreografi Kota di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2009). Terakhir Samparan Moving Space dalam Danza Indonesia di Amsterdam, Italia, dan Belgia (2011). Pertunjukannya kali ini didukung oleh Empowering Women Artists Yayasan Kelola. 
 

Gelar Seni Universitas Hindu Indonesia di Jerman "Sold Out"



Tari Bali menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan
Tari Bali menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan
Diminati, bahkan beberapa calon penonton terpaksa harus pulang karena tak mendapatkan tiket.

Kelompok seni dari Universitas Hindu Indonesia menggelar pertunjukan tari Bali di Kota Offenbach, yang dihadiri tidak kurang dari dua ratusan pengunjung yang memenuhi ruang pertunjukan di Ledermuseum, Offenbach, Jerman.

Dalam pertunjukan selama tiga jam tersebut, sebagaimana disampaikan Konsul Pensosbud KJRI Frankfurt, Hendriek Yopin, Rabu (2/5) waktu setempat, pengunjung yang mayoritas adalah masyarakat Jerman, tampak sangat antusias menikmati musik dan tarian yang ditampilkan. Tampak pula turut hadir beberapa tamu kehormatan, di antaranya Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Prof Dr IBG Yudha Triguna, serta Duta Besar (Dubes) RI untuk Jerman, Dr Eddy Pratomo.

Disebutkan, pertunjukkan tari Bali yang diadakan di Offenbach, Jerman ini sendiri, merupakan pembuka dari serangkaian pertunjukan di Eropa. Khusus untuk pertunjukan ini, menurut ketua pihak penyelenggara pertunjukan, Made Prior, tiket terjual habis hingga bahkan beberapa pengunjung terpaksa pulang karena tak mendapatkan tiket.

Acara sendiri dibuka dengan pertunjukan Orkestra Gamelan Jaya Semara, yang lantas dilanjutkan dengan penampilan Tari Gabor, Tari Baris Tunggal, dilanjutkan dengan Tari Legong Kuntul dan Tari Barong Telek setelah jeda. Di sela-sela kegiatan itu, Konsul Jenderal Indonesia di Frankfurt, Damos Agusman, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh terlaksananya acara ini, serta mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Ditjen Bimas Kemenag yang telah membawa misi kesenian ini ke Eropa.

Rombongan tim kesenian dari Universitas Hindu Indonesia tersebut berikutnya masih akan menggelar beberapa pertunjukan lagi. Antara lain yakni di Berlin pada tanggal 3 dan 5 Mei, Brussels (Belgia) pada tanggal 6 Mei, sebelum kemudian diakhiri di Leiden (Belanda) pada tanggal 8 Mei mendatang.
 

Meriahnya "Solo 24 Jam Menari"



Pergelaran tari selama 24 jam diselenggarakan secara bergantian di sejumlah tempat di Solo dalam rangka Hari Tari Dunia 29 April.
Pergelaran tari selama 24 jam diselenggarakan secara bergantian di sejumlah tempat di Solo dalam rangka Hari Tari Dunia 29 April. (sumber: Antara/Andika Betha)
Semua ikut menari untuk memeringati Hari Tari Dunia 2012.

Puluhan becak yang berpenumpang penari menampilkan aksinya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Minggu (29/4).

Mereka ikut memeriahkan Solo 24 Jam Menari ke-6 sebagai rangkaian memperingati Hari Tari Dunia 2012.

Puluhan abang becak dengan mengenakan seragam selendang bercorak batik untuk menari, dan membawa para penari senior asal Solo seperti Retno Maruti, Eko Supriyanto yang pernah ikut penari latar penyanyi terkenal Madonna, Parmadi, Hari Gendut, dan peserta asal luar negeri.

Para penari senior pengalaman di luar negeri tersebut sambil menari di atas becak dari depan Rumah Dinas Wali Kota Surakarta Lojigrandung, menuju Balai kota atau berjarak sekitar tiga kilometer.

Acara Solo 24 Jam Menari bersamaan acara Car Free Day tersebut, dibuka oleh Wakil Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo yang mewakili Wali Kota Joko Widodo yang berhalangan hadir.

Bahkan, Panglima Kodam (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen Mulhim Asyrof dan Kepala Kepolisian Daerah Jateng Irjen Didiek Sutomo Triwidodo sempat ikut memeriahkan acara pembukaan Solo 24 Jam Menari di Lojigandung, Solo.

Kedua pejabat dari TNI dan Polri Jateng tersebut dengan mengenakan kain dan selendang bercorak batik menari di Rumdin Wali Kota Lojigandrung. Setelah itu, mereka bersama rombongan melanjutkan acara jalan sehat menuju Markas Korem 074 Warastratama Surakarta.

Sementara acara Solo 24 Jam Menari 2012 ini, diawali oleh Wakil Wali Kota FX. Hadi Rudyatmo bersama para pejabat jajaran terkait dengan berpakaian seragam adat Jawa, kemudian diikuti rombongan musik dari bambu atau kentongan, puluhan penari Surya Sumirat dari Mangkunegaran, kemudian puluhan becak yang membawa para penari senior.

Acara tersebut disambut meriah oleh ribuan masyarakat yang memadati sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo. Peserta penari sempat sulit untuk berjalan karena padatnya penonton hingga menutup jalan.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Widi Srihanto, acara Solo 24 Jam Menari di kota ini yang keenam, selain memperingati Tari Sedunia 2012 juga menggali dan mengembangkan seni budaya di daerahnya.

"Solo 24 Jam Menari diharapkan Solo menjadi kota kesenian rakyat sebagai panggung kesenian dunia," katanya.

Eko Supriyanto, penari terkenal yang sempat ikut penari latar artis Madonna, mengatakan, para penari senior di kota ini, ikut memeriahkan Solo 24 Jama Menari, meski mereka hanya mempertunjukkan keahliannya di atas becak sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo.

"Namun, dengan acara yang digelar tahunan tersebut diharapkan tari milik rakyat dan dapat merakyat," katanya.

Ketua Panitia Solo 24 Jam Menari, Dwi Wahyudiarto, mengatakan, acara tersebut diikuti sekitar 3.000 peserta baik sanggar tari di Solo maupun luar kota. Bahkan, peserta tari ada yang dari luar negeri seperti Singapura.

Menurut dia, acara yang diselenggarakan di Kampus ISI Surakarta ini, dimulai Minggu ini pukul 06.00 WIB hingga Senin (30/4) pukul 06.00 WIB.

"Kegiatan itu selain di Lojigadrung dan Balai Kota, juga gelar di kampus ISI Surakarta," katanya.
 

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.