Ibunda Rajin Salat Tahajud Mendoakan Jokowi
Calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengunjungi Sujiatmi Notomihardjo, ibunya, di kediamannya Jalan Plaret Raya RT 01/RW 17, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/8/2012). |
Di pengujung Ramadan, Sujiatmi semakin rajin menegakkan salat tahajud. “Sepuluh hari terakhir di bulan puasa, saya pasti bangun malam."
Sujiatmi Notomihardjo, ibunda calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo rajin bangun tengah malam, menunaikan salat tahajud. Dalam doa, ibu empat anak itu sering membawakan nama putra tunggalnya agar berhasil menuju kursi DKI 1.
”Doa itu rahasia. Tapi saya memang tahajud, tiap malam. Tidur, biarpun sudah larut malam, jam dua atau jam tiga, selalu bangun, lalu tahajud. Sejak dulu sudah begitu,” kata Sujiatmi saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya, di Jalan Plaret Raya RT 01/RW 17, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/8/2012).
Kemarin Jokowi mengunjungi ibunya yang telah menjanda ditinggal mati suami, Notomihardjo, tahun 2000. Pasangan suami istri, Notomihardjo – Sujiatmi dikaruniai empat anak. Joko Widodo, anak sulung, dan satu-satunya laki-laki. Tiga adiknya perempuan, yakni Iid Sriantini, Idayati, dan Titi Ritawati.
Kini Sujiatmi tinggal diri di rumah, bertetangga dengan tiga putrinya. Sebelum menghuni rumah ini, keluarga Jokowi berpindah-pindah. Semasa kecil, orangtuanya mengontrak rumah di bantaran sungai di Kota Solo.
Saat mengunjungi ibunya, Jokowi mengajak serta Tribunnews.com ke dalam mobil dinas Camry 2.4 warna hitam, buatan tahun 2002. Sebagian wawancara dengan Jokowi dilakukan saat perjalanan, di dalam mobil. Ada kebiasaan Jokowi bersedekah, membagi-bagikan beras kemasan plastik bening berisi tiga kilogram. Saat mobil melintas, dia melirik kiri-kanan, memperhatikan apakah ada warga yang membutuhkan. Beras ditaruh di jok, belakang mobil.
Jika di perempatan jalan ada beberapa pengemis, dia akan meminta Suliadi, sopirnya menghentikan mobil. Jokowi yang didampingi Hanggo, ajudannya segera membagi-bagikan beras. Bahkan Jokowi akan memberikan bonus tambahan, beberapa lembar uang pecahan Rp 5.000, edisi baru.
Di pengujung Ramadan, Sujiatmi semakin rajin menegakkan salat tahajud. “Sepuluh hari terakhir di bulan puasa, saya pasti bangun malam. Mungkin karena sudah terbiasa sepertinya ada yang bangunkan, sering bangun duluan sebelum alarm bunyi. Selanjutnya saya ke tahajut di masjid," ujar Sujiatmi.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tribunnews