Debat Jokowi-Foke Sedot Perhatian Hingga ke Inggris
Ilustrasi. (Foto: Facebook/Achmad Pramukti) |
Debat kandidat calon gubernur dan wakil DKI Jakarta yang disiarkan Metro TV menjadi perhatian masyarakat Indonesia yang ada di Kerajaan Inggris.
Pengamat masalah sosial di Universitas Essex Miftahuddin mengatakan hiruk pikuk Pemilu Kada DKI jilid dua merupakan kemenangan kelompok perubahan (muda) atau status quo (tua).
Ia menambahkan, beberapa kasus seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang beberapa kepala daerah, anggota partai, anggota legislatif, pejabat di beberapa instansi pemerintah atau eksekutif, yudikatif membuat masyarakat menjadi melek demokrasi.
"Kepercayaan masyarakat pada partai mengalami pergeseran kepada kepercayaan personal sebagai figur public demokrasi alternatif," ujar Miftah, kandidat PhD, student University of Essex tersebut, Selasa (18/9).
"Hal ini tidak terlepas sosok Jokowi dan Foke, keduanya sama-sama memiliki pengalaman memimpin daerah. Masyarakat juga disuguhkan dua sosok yang berbeda," tutur dosen Universitas Syiah Kuala, Aceh, itu.
Lebih lanjut Miftahuddin mengatakan Pemilu Kada putaran pertama telah membuktikan masyarakat cenderung memilih sosok perubahan dan harapan baru dengan rekam jejak nyata yaitu walikota terbaik Internasional diperoleh oleh pasangan urut tiga.
Apalagi ditunjang dengan peran media social network seperti Facebook, Twitter, Youtube, Hi5, Myspace, BB, majalah, surat kabar, tv, radio, iklan, dan juga peran Sukarelawan segala lapisan masyarakat.
Sementara itu pengamat masalah sosial lainnya Nizma Agustjik yang lama menetap di Inggris mengatakan jalannya acara debat kandidat cagub DKI sangat fenomenal.
"Saya kagum dan cukup puas menyaksikan debat ini, dan yakin publik akan dapat banyak belajar dan memahami pemimpin yang seperti apa yang mereka harapkan," ujar Nizma yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial tersebut.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Media Indonesia