Pernyataan 'Aneh' Foke Bisa Jadi Bumerang
Dewan Pemiba Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, Fauzi Bowo dan Ketua Bamus, Nachrowi Ramli |
Statement blunder hanya akan menambah kemarahan warga. Jadi ada baiknya untuk berhati-hati.
Pasangan Foke-Nara kembali mengeluarkan pernyataan yang memicu banyak tanggapan miring pada saat perayaan Lebaran Betawi pada Senin (10/9/2012).
Meski berdalih tidak ada maksud apa pun di balik pernyataan kontroversialnya, warga tentu memiliki pendapat sendiri entah negatif maupun positif.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan bahwa pasangan Foke-Nara sebaiknya mulai berhati-hati terhadap ucapannya di depan publik karena bisa jadi bumerang.
Sebagai pemimpin memang sudah semestinya mampu berkomunikasi baik dengan warga. "Statement blunder hanya akan menambah kemarahan warga. Jadi ada baiknya untuk berhati-hati," kata Burhanuddin, saat dihubungi, Selasa (11/9/2012).
Ia tidak menyalahkan jika seorang calon pemimpin melakukan pendekatan pada warga dengan cara bercanda.
Namun dalam hal ini, seorang calon pemimpin tetap harus memahami batasan untuk melontarkan candaan di depan publik agar tidak kemudian disalahartikan.
"Bercanda boleh saja. Dalam hal ini, jika terlalu banyak bercanda dapat mengurangi simpati terhadap Foke," ujar Burhanuddin.
Seperti diberitakan, beberapa waktu lalu Fauzi Bowo yang akrab disapa Foke ini pernah mengeluarkan pernyataan yang mencengangkan di hadapan para korban kebakaran.
Saat itu, ia berseloroh pada korban kebakaran jika memilih Jokowi maka lebih baik di Solo saja. "Lu nyolok siapa? Kalau nyolok Jokowi di Solo aja sono," ujar Foke.
Begitu pula saat mengatakan bahwa jika warga Betawi pada putaran kedua ini tidak menyoblosnya maka ia tidak segan menyabut KTP yang bersangkutan.
"Saya nggak percaya orang Betawi nggak kompak. Tapi kalau memang ada yang nekad, kasih tahu saya. Nanti saya cabut KTP-nya," ungkap Foke.
Pada kesempatan yang sama, pasangannya Nachrowi Ramli juga mengeluarkan pernyataan yang tak kalah kontroversial. "Saya mengingatkan, memang kita ingin bersatu untuk Jakarta. Silakan keluar dari Betawi jika tidak memilih orang Betawi," ujar Nara.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Tribunnews