Tim Jakarta Baru Tuding Spanduk Foke-Nara Gunakan Dana APBD
Akan menjadi sangat tidak adil jika ada pihak yang sudah mulai berkampanye sementara pihak lain harus menunggu jadwal, sedangkan logo Pemerintah DKI bisa mengindisikan bahwa spanduk tersebut memakai anggaran pemerintah.
Tim advokasi Jakarta Baru yang juga mengenakan baju kotak-kotak datang ke Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI untuk melaporkan pemasangan spanduk bergambar pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
"Ini beberapa spanduk di luar jadwal kampanye pasangan Foke-Nara, salah satunya pemasangan spanduk di sepanjang jalan antara Cempaka Putih sampai Senen. Acara Lebaran Betawi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Jakarta Utara ada logo Pemerintah DKI," kata Koordinator Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman, seraya menunjukan bukti gambar spanduk Foke-Nara, di Kantor Panwaslu DKI, Gedung Prasada Sasana Karya, Jakarta, Rabu, (5/9/2012).
Habiburokhman mengatakan, lokasi pertemuan di lapangan terbuka, cukup besar kemungkinan jika pertemuan tersebut akan mengarah kepada tindakan kampanye, sedangkan logo Pemerintah DKI mengindikasikan acara tersebut dibiayai oleh Pemerintah DKI. Kampanye dengan menggunakan dana pemerintah tersebut berpotensi melanggar Pasal 78 huruf H UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
"Akan menjadi sangat tidak adil jika ada pihak yang sudah mulai berkampanye sementara pihak lain harus menunggu jadwal, sedangkan logo Pemerintah DKI bisa mengindisikan bahwa spanduk tersebut memakai anggaran pemerintah," katanya.
Habiburokhman datang ke Panwaslu bersama dengan empat rekan lainya, yaitu Munatsir Mustaman, M Said Bahri, Dede Kurnia dan Maulana Bungaran. Dia mengatakan, salah satu spanduk yang di luar jadwal itu menggunakan anggaran Pemprov DKI. Selanjutnya, dia membantah pelaporan ini merupakan laporan balasan setelah sebelumnya Tim Advokasi Foke-Nara melaporkan adanya iklan kampanye di luar jadwal oleh tim Jokowi-Basuki yang tayang di empat stasiun televisi swasta, yaitu Trans 7, Trans TV, Metro TV, dan TV One.
Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Kompas