Ekonom: Jokowi ingin bangun Jakarta tanpa utang
Pidato Jokowi-Ahok. ©2012 Merdeka.com/imam buhori |
"Saya duga Jokowi masih mengkaji kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditempuh selain utang. Sepanjang masih bisa dibiayai APBD, diusahakan tidak utang."
[Tony Prasetiantono]
[Tony Prasetiantono]
Keengganan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membangun Jakarta tanpa menggunakan pendekatan obligasi atau utang, menuai pendapat dari beberapa pakar ekonomi.
Ekonom Senior Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono melihat, Jokowi sangat berhati-hati dalam membangun Jakarta. Jokowi tidak berminat mengeluarkan obligasi karena ingin memaksimalkan pembangunan Jakarta dengan menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan tanpa utang.
"Saya duga Jokowi masih mengkaji kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditempuh selain utang. Sepanjang masih bisa dibiayai APBD, diusahakan tidak utang," kata Toni kepada merdeka.com, Selasa (23/10).
Namun, dana pembangunan MRT yang begitu besar menjadikan Jokowi harus berpikir ulang untuk tidak hanya mengandalkan APBD saja. "Untuk proyek-proyek besar dan urgensinya sangat tinggi (MRT, dll) utang bisa dilakukan, asalkan dikawal dengan baik. Soal ini yang saya yakin menjadikan Jokowi galau, bagaimana caranya agar dana yang berasal dari utang tersebut meski bermanfaat besar bagi rakyat, namun juga tidak tersentuh korupsi," jelasnya.
Dalam pandangan Toni, Jokowi adalah orang yang percaya pada sistem. "Tugas beliau menyusun sistem yang terbebas dari korupsi, inilah tantangan terbesarnya untuk mewujudkan sistem transportasi yang paripurna bagi DKI," katanya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti punya penilaian sendiri. Menurutnya, Jokowi harus berani mengambil risiko utang jika ingin melakukan pembangunan DKI Jakarta yang berkelanjutan.
"Mau tidak mau yang begitu (membangun MRT, dll) harus berani berutang. Kalau tidak itu pembiayaannya dari mana? Bank juga tidak bisa mensupport semua. Apalagi MRT itu menjadi cermin buat negara kita," kata Destry.
Editor: Evelyne Patricia
Sumber :