Ramadhan Pohan: Kasihanilah Partai kami
Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat |
Kasihanilah kami Partai Demokrat, disudut-sudutkan opini, tapi tak berdasarkan barang bukti, dan itu tidak kondusif bagi pengembangan demokrasi kita.
[Ramadhan Pohan]
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Ramadhan Pohan meminta partainya dikasihani. Dia mengaku prihatin dengan opini yang terus menyudutkan partainya.
Menurut dia, opini Demokrat sebagai sarang koruptor itu telah berdampak negatif kepada partainya.
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai pernyataan yang dikeluarkan Ramadhan Pohan membingungkan.
"Kalau minta dikasihani, caranya seperti apa? Kalau mereka minta tidak dikritik, ya tidak bisa," ujar Ray Rangkuti, kepada merdeka.com, Kamis (18/10).
Ray mengatakan, apabila permintaan Partai Demokrat dipenuhi, hal itu justru malah membuat kondisi partai ini semakin buruk. "Itu justru malah akan membuat Partai Demokrat terjerumus semakin dalam," terang dia.
Menurut Ray, rasa sayang publik kepada Partai Demokrat sangat besar. Tetapi, hal itu tidak disadari oleh Partai Demokrat dengan terus memelihara kader yang terlibat korupsi.
Selanjutnya, Ray justru meminta Partai Demokrat berbalik mencintai bangsa ini. Menurut dia, bangsa ini sudah sangat terluka dengan perilaku politisi Partai Demokrat yang gemar korupsi.
"Yang lebih tepat, Partai Demokrat justru mengasihani bangsa ini. Caranya, jangan lagi pelihara orang korupsi di lingkungan partai, jangan lagi mengajukan kepala daerah yang bermasalah, jangan lagi Presiden SBY lebih mementingkan pencitraan," pungkas dia.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan sempat meminta rakyat mengasihani partainya. Menurut dia, Partai Demokrat telah tersudutkan dengan tuduhan sebagai sarang koruptor.
"Kasihanilah kami Partai Demokrat, disudut-sudutkan opini, tapi tak berdasarkan barang bukti, dan itu tidak kondusif bagi pengembangan demokrasi kita," kata Ramadhan di Gedung DPR, Jakarta.
Ramadhan juga meminta kepada publik untuk tidak lagi mendesak dua orang kader Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng untuk mundur dari jabatan masing-masing. "Janganlah, tidak ada alat bukti disuruh mundur, ada pepatah jawa yang bilang, ojo dumeh," pinta dia.
Nama Anas dan Andi memang sering disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang dan Wisma Atlet. Yang paling lantang menyudutkan keduanya adalah Muhammad Nazaruddin, bekas bendara umum Demokrat. Nazar menuding Anas dan Andi ikut menikmati uang haram dari hasil proyek Hambalang dan Wisma Atlet.
Editor: Gurun Ismalia