Siapa 'Penumpang Gelap' Jokowi yang Dimaksud Megawati?
Ilustrasi |
Untuk diketahui, politisi senior PDIP yang juga suami Megawati, Taufiq Kiemas, menyebut Prabowo Subianto yang juga capres Gerindra mengambil keuntungan dari kemenangan Jokowi. Seolah merespon kritik Taufiq Kiemas, Prabowo Subianto bahkan menunda deklarasi pencapresan yang rencananya akan digelar Oktober ini.
Megawati Soekarnoputri memang menyebut ada penumpang gelap di balik kemenangan Jokowi-Basuki di Pilgub DKI. Namun Megawati tak secara jelas menunjuk Prabowo sebagai pihak yang mengambil keuntungan tersebut.
"Hanya saja saudara-saudara, di tengah-tengah rasa syukur dan bangga, kita masih juga menyaksikan bagaimana kemenangan Jokowi-Basuki telah membuka jalan bagi banyak pihak untuk mengklaim sebagai yang paling berjasa. Pilkada Jakarta juga telah membuka jalan bagi para "penumpang gelap" untuk ikut menikmati sukses tanpa merasa terganggu sedikitpun secara moral," sindir Megawati.
Hal ini disampaikan Megawati dalam pidato politiknya di Rakernas II PDIP, seperti salinan pidato resmi yang diperoleh detikcom, Sabtu (13/10/2012).
Menurut Megawati, Pilgub DKI Jakarta telah membuka tabir betapa sempitnya pemahaman banyak pihak terhadap politik. Selama ini, menurutnya, rakyat menyaksikan bagaimana elit dan cerdik pandai berlomba merayakan kemenangan sambil menyingkirkan pihak yang kalah.
"Politik seakan menjadi hanya persoalan menang-kalah. Mereka dengan lantang seakan mengatakan, menang adalah puncak dari semua keagungan politik. Kalah adalah gambaran dari kebodohan dan keterbelakangan dalam politik," kata Mega.
"Orang lupa bahwa politik bukan soal menang-kalah saja, betapapun itu penting. Orang lupa bahwa politik adalah proyek sejarah dan ideologi: kerja menyusun satu-demi-satu sendi-sendi kehidupan dan batu-batu peradaban yang memungkinkan keseluruhan kemanusiaan kita termanifestasi dan berkembang. Peradaban yang memungkinkan seluruh imajinasi ideologi bisa diimplementasikan secara nyata," lanjut Mega.
Megawati lantas meyakini masyarakat sudah sangat memahami bahwa Pilkada bukanlah soal menang-kalah saja. Megawati lantas menyampaikan alasan kenapa akhirnya merestui majunya Jokowi di Pilgub DKI. Padahal awalnya Jokowi bukanlah cagub DKI paling populer.
"Saya ingin saudara-saudara paham akan hal ini. Jika politik hanya soal "menang dan kalah", sudah pasti bukan seorang Jokowi atau Basuki yang saya rekomendasikan. Mengapa? Karena semua hasil survei menyatakan dengan sangat tegas: jangan pilih Jokowi maupun Basuki karena pasti akan kalah. Tetapi sebagai Ketua Umum saya justru memutuskan untuk merekomendasikan keduanya dengan cara-cara ideologis-politik yang saya pikirkan dan kembangkan," kata Megawati.
Sumber: detikNews
Editor: M. Amin