Ahok bakal ganti nama Jalan Panjang jadi Bang Pitung
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #18
"Kebayoran lama sampai kalideres kagak ada namanya, penduduk kasih nama jalan panjang. Saya kasih nama bang pitung, karena rumahnya di sekitar rawa belong."
- Ridwan Saidi
Budayawan Betawi Ridwan Saidi menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membahas mengenai budaya dan sejarah Jakarta. Pasalnya, selama 15 Tahun berjuang pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak pernah diperhatikan.
"Mengenai kebudayaan dan sejarah Jakarta misalnya pengenalan-pengenalan dan pelajaran yang mudah ke anak-anak," ujar Ridwan usai bertemu Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (2/11).
Dia pun mencontohkan jika ada seorang anak bertanya mengenai Semanggi atau Kebayoran. Kebanyakan orang tua tidak mengetahui hal tersebut. "Semanggi ini apa sih, kebayoran apa sih," kata dia.
Kemudian nama jalan, menurut dia area jalan Pondok Indah sampai Kebayoran Lama diberi nama nyak arief. Namun, area Kebayoran lama hingga Kalideres hanya diberi nama jalan panjang, sehingga dia mengusulkan Bang Pitung.
"Kebayoran lama sampai kalideres kagak ada namanya, penduduk kasih nama jalan panjang. Saya kasih nama bang pitung, karena rumahnya di sekitar rawa belong," jelas dia.
Selain itu, pertamanan dia pun mengusulkan kolektiva flora-flora. Berikutnya, nama kampung-kampung yang dia usulkan juga tidak dihiraukan sebab pada pemerintahan terdahulu. "Berikut nama kampung di periode lalu-lalu enggak dilakukan karena fulusnya kecil, hanya 10 juta kan maunya 10 miliar, padahal 15 tahun saya berjuang," tandas dia.
Batik betawi pun demikian, dulu dijadikan pakaian resmi setiap hari kamis. Di mana seminar yang membuka saat itu Fauzi Bowo. "Ini resmi pakai APBD, ada 24 desain dan satu desainernya dari Jogja, tapi enggak dijalankan," kata dia.
Sementara itu, menurut dia dari pertemuannya dengan Ahok, bahwa Ahok menerima dengan baik dan memerintahkan seluruh melaksanakan. "Oke bagus punya, stafnya diminta untuk segera," kata dia.
Kemudian buku pendidikan di sekolah-sekolah untuk diteliti. Tujuannya agar tidak terjadi buku pelajaran yang tidak sesuai dengan anak sekolah. "Buku pendidikan itu juga harus diperhatikan yang masuk ke sekolah-sekolah," tandas dia.
Dia pun menegaskan bahwa dirinya menghabiskan sol sepatu 8 biji untuk menempuh perjalanan dari rumahnya ke Balaikota. "Perlu dicatat saya kesini habis 8 sol sepatu, jalan kesini," kata dia.
Editor: M. Amin
Sumber :