Bos RNI tak berani sebut oknum anggota DPR pemalak BUMN
Paripurna. merdeka.com/Imam Buhori |
"Saya tidak pernah ngomong upeti, saya hanya bercerita tentang modus. Saya tidak melaporkan nama, tidak ada nama."
- Ismet Hasan Putro
Di beberapa media, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismet Hasan Putro dengan lantang menyebut adanya permintaan upeti dan dana besar yang harus disiapkan ketika rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, ketika dipanggil menghadap badan kehormatan (BK) DPR, bos RNI itu tidak menyebut nama anggota DPR yang memalak perusahaan yang dipimpinnya.
Bahkan, Ismet membantah bicara soal upeti ke DPR. "Saya tidak pernah ngomong upeti, saya hanya bercerita tentang modus. Saya tidak melaporkan nama, tidak ada nama," tegas Ismet ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/11).
Ismet mengaku hanya menceritakan modus pemalakan yang dilakukan oleh DPR kepada pihaknya. Modusnya, anggota DPR meminta sejumlah dana untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP). "Jadi modus ada sekper saya, dimintain urunan untuk RDP, tapi saya tolak, saya tidak mau dan itu tidak jadi," jelasnya.
Modus lainnya, kata Ismet, ada anggota dewan meminta gula hasil tani RNI sebanyak 200 ton. Dia kembali mengaku tidak pernah mengabulkan permintaan tersebut.
"Saya bilang tidak bisa, tidak mau juga karena gratis. Kemudian ada kesepakatan mau beli 20 ton, ya sudah kalau mau beli saya serahkan di dirut operasional bukan saya yang handle, dan ujungnya cuma 6 ton,'" jelasnya.
Menurutnya, kedatangannya ke BK DPR bukan untuk mengadukan, tapi memenuhi undangan saja. "Enggalah, saya ga punya nama. Saya cuma menyampaikan modus aja, Pokoknya nanti ketemu BK, saya cuma hahahihi doang, saya tidak punya nama," imbuhnya.
Editor: Gurun Ismalia
Sumber :