Deal Dahlan dengan para pemred
"Inisiatif forum kami yang mendengar perkembangan isu aktual yang kebetulan menyangkut Pak Dahlan dan juga tokoh S yang dulu senior kami juga."
- Wahyu Muryadi
Hampir sekitar satu jam, Forum Pemimpin Redaksi yang digawangi Pemred Majalah Tempo Wahyu Muryadi bertandang ke Kantor Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Bersama Wahyu, hadir Pemred Koran Jakarta, Detik.com, Investor Daily, dan lainnya. Bos Jawa Pos ini membantah dia sebagai penggagas pertemuan dengan sekitar 20 orang pemred.
Dahlan yang juga Ketua Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), saat ini tengah jadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena ulahnya yang menuduh adanya pemerasan oleh anggota DPR ke pada perusahaan pelat merah. DPR pun melayangkan panggilan ke Dahlan untuk membuka nama-nama yang diduga memalak BUMN di Badan Kehormatan Dewan.
"Inisiatif forum kami yang mendengar perkembangan isu aktual yang kebetulan menyangkut Pak Dahlan dan juga tokoh S yang dulu senior kami juga," ungkap Wahyu di gedung Kementerian BUMN, Kamis (8/11).
Dahlan di depan Forum Pemred memaparkan berbagai latar belakang isu yang saat ini jadi sorotan publik. Bahkan dengan terang-terangan forum ini menegaskan pertemuan dilakukan demi tidak adanya kesalahan atau misleading saat menulis isu terkait pemalakan DPR pada BUMN.
Bahkan, Pemred Koran Jakarta Martin Slamet memberikan bocoran dari hasil pembicaraan dengan Dahlan, masih banyak anggota DPR pemalak BUMN yang belum dilaporkan oleh Dahlan. "Dari 2 orang ditambah 6 itu sebenarnya masih banyak lagi. Intinya Pak Dahlan siap buka-bukaan. Ini menjadi heboh karena ada perlawanan, biasa orang DPR mempertahankan corpsnya (institusi)," kata Slamet.
Pemred Investor Daily Primus Dorimulu melihat, panasnya polemik yang terjadi antara Dahlan dan DPR karena adanya perlawanan dari politisi. Menurutnya, kondisi tersebut wajar. Sebab, korupsi di DPR bukan dilakukan satu orang , tapi sudah merata.
Politikus PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari menyesali tindakan Dahlan Iskan yang mengumpulkan para petinggi media di saat terjadinya perseteruan antara Kementerian BUMN dan DPR. Dahlan yang mantan bos media diminta tidak mengarahkan para pemimpin redaksi untuk membela dirinya.
"Aku menyesali, ini kaya praktik orde baru, PDIP gak pernah bikin gitu-gitu, kita fair aja, gebuk ya gebuk, menang ya menang, bersaing secara sehatlah," jelas Eva kepada merdeka.com di Gedung DPR, Kamis (8/11).
Editor: Gurun Ismalia
Sumber :