Mau diapakan Metromini dan Kopaja? Ini 5 Ide Jokowi-Ahok
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #26
bus kopaja ac . |
Harus diakui, Metromini dan Kopaja yang kebanyakan berusia tua menjadi biang kemacetan. Metromini dan Kopaja yang ngetem sembarangan dan kebut-kebutan menjadi keluhan pengendara jalan. Belum lagi asap hitamnya yang mencemari udara.
1. Bentuk konsorsium
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut bahwa nantinya sistem transportasi tersebut akan dikelola dengan manajemen yang lebih baik. "Jadi nantinya itu akan kita bentuk menjadi konsorsium, kita satukan semua, dan upah para sopir juga akan kita naikkan. Nantinya akan berbentuk koperasi atau apa saja namanya terserah mereka," ujar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (9/11) malam.
Ahok mengatakan pembentukan konsorsium tersebut merupakan sebuah kebijakan baru untuk membenahi transportasi di Jakarta. "Ya itu kebijakannya," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Soedirman menolak program peremajaan angkutan kota yang digagas Pemrov DKI. Pasalnya program tersebut harus diimbangi dengan kajian yang mendalam dan sesuai kondisi di lapangan.
"Andai kata itu benar dilaksanakan, maka habis semua bus. Saya minta dipertimbangkan karena kami sangat keberatan," kata Soedirman.
Soedirman menjelaskan, dasar dari penolakan itu karena semua semakin tak masuk akal. Kata dia, usulan yang mengatur peremajaan angkutan kota itu, rentang waktunya sangat singkat, yakni peremajaan bus besar setiap 10 tahun, bus sedang 8 tahun, dan angkutan kecil dalam kurun 7 tahun. Padahal, lanjutnya, dalam banyak diskusi dan hasil kajian, pemilik angkutan akan mencapai break event point (BEP) setidaknya setelah kendaraannya beroperasi selama 7 tahun.
"Harusnya diatur detail soal kompensasinya karena kami tidak sepakat dengan cara yang tidak matang. Ini tergesa-gesa dan semua syaratnya memberatkan. Kami khawatir akan ada gejolak sosial," tandasnya.
Ahok mengatakan pembentukan konsorsium tersebut merupakan sebuah kebijakan baru untuk membenahi transportasi di Jakarta. "Ya itu kebijakannya," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Soedirman menolak program peremajaan angkutan kota yang digagas Pemrov DKI. Pasalnya program tersebut harus diimbangi dengan kajian yang mendalam dan sesuai kondisi di lapangan.
"Andai kata itu benar dilaksanakan, maka habis semua bus. Saya minta dipertimbangkan karena kami sangat keberatan," kata Soedirman.
Soedirman menjelaskan, dasar dari penolakan itu karena semua semakin tak masuk akal. Kata dia, usulan yang mengatur peremajaan angkutan kota itu, rentang waktunya sangat singkat, yakni peremajaan bus besar setiap 10 tahun, bus sedang 8 tahun, dan angkutan kecil dalam kurun 7 tahun. Padahal, lanjutnya, dalam banyak diskusi dan hasil kajian, pemilik angkutan akan mencapai break event point (BEP) setidaknya setelah kendaraannya beroperasi selama 7 tahun.
"Harusnya diatur detail soal kompensasinya karena kami tidak sepakat dengan cara yang tidak matang. Ini tergesa-gesa dan semua syaratnya memberatkan. Kami khawatir akan ada gejolak sosial," tandasnya.
2. Gaji sopir naik
Konsep peremajaan bus kota di Jakarta digodok secara matang oleh duet Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Ahok, konsep semakin matang dengan tujuan agar armada transportasi umum di Jakarta layak dinikmati. Bus baru datang dengan tawaran gaji sopir yang lebih besar dan prospek keuntungan yang lebih bagus.
Menurut Ahok, sistem peremajaan nanti pemilik bus sedang yang lama akan ditawari bus baru.
"Anda tinggal operasikan saja. Nanti bus yang lama dibuang saja. Karena itu tidak boleh jalan lagi, bisa dicabut izinnya. Kan pengelola punya bisnis baru sebagai konsorsium. Tapi sopirnya diseleksi dulu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/11).
Menurut Ahok, sistem peremajaan nanti pemilik bus sedang yang lama akan ditawari bus baru.
"Anda tinggal operasikan saja. Nanti bus yang lama dibuang saja. Karena itu tidak boleh jalan lagi, bisa dicabut izinnya. Kan pengelola punya bisnis baru sebagai konsorsium. Tapi sopirnya diseleksi dulu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/11).
3. Tiket terintegrasi
Untuk sistem pembayaran akan diterapkan sistem tiketing yang terintegrasi. Dengan satu tiket tersebut bisa kemana saja naik bus. "Kita inginnya tiketing terintegrasi," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (31/10).
Menurut Ahok, TransJakarta saat ini sudah memiliki jalur sendiri. Hal itu akan diintegrasikan dengan bus non TransJakarta sehingga nanti naik bus kota seperti Metromini dan Kopaja akan lebih nyaman. "Semuanya digabung inikan ada jaringan jadi bisa saling gabung. Sehingga enak bisa naik bus ke mana saja," ujarnya.
Menurut Ahok, TransJakarta saat ini sudah memiliki jalur sendiri. Hal itu akan diintegrasikan dengan bus non TransJakarta sehingga nanti naik bus kota seperti Metromini dan Kopaja akan lebih nyaman. "Semuanya digabung inikan ada jaringan jadi bisa saling gabung. Sehingga enak bisa naik bus ke mana saja," ujarnya.
4. 1.000 armada baru
Jokowi berencana membeli 600 bus Transjakarta dan 1.000 Metromini tahun depan. Rencana ini masih menunggu persetujuan DPRD DKI Jakarta.
"Beli buswaynya (Transjakarta) menunggu persetujuan dewan (DPRD) dulu, Kopaja juga. Busway tahun depan tambah 600, tahun ini kan sudah 100 jadi 700 unit. Kopaja 1.000 menunggu persetujuan dewan juga," ungkap Jokowi ketika ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (30/10).
Jokowi mengaku sangat prihatin melihat kondisi Kopaja yang beroperasi saat ini. Umur Kopaja dan Metromini rata-rata mencapai 30 tahun. Mantan Wali Kota Solo ini menyebutkan, kebutuhan keseluruhan Kopaja dan Metromini di Jakarta mencapai lebih dari 4.000 unit. "Ya 1.000 dulu. Masa 30 tahun tidak diganti-ganti," tambahnya.
"Beli buswaynya (Transjakarta) menunggu persetujuan dewan (DPRD) dulu, Kopaja juga. Busway tahun depan tambah 600, tahun ini kan sudah 100 jadi 700 unit. Kopaja 1.000 menunggu persetujuan dewan juga," ungkap Jokowi ketika ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (30/10).
Jokowi mengaku sangat prihatin melihat kondisi Kopaja yang beroperasi saat ini. Umur Kopaja dan Metromini rata-rata mencapai 30 tahun. Mantan Wali Kota Solo ini menyebutkan, kebutuhan keseluruhan Kopaja dan Metromini di Jakarta mencapai lebih dari 4.000 unit. "Ya 1.000 dulu. Masa 30 tahun tidak diganti-ganti," tambahnya.
5. Bus lebih panjang, masuk jalur busway
Nantinya semua bus baik Metromini dan Kopaja juga akan melewati jalur TransJakarta. "Jadi Kopaja dan Metromini nanti masuk ke jalur bus way. Nanti itu menjadi satu," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (31/10).
Bus baru itu akan berukuran sekitar 9 meter, lebih panjang dari Kopaja atau Metromini yang ada sekarang, sekitar 7 meter. "Nanti kalau terealisasi, tidak ada lagi naik turun sembarangan di pinggir jalan," kata Ahok.
Metromini dan Kopaja baru nanti akan masuk jalur Transjakarta. Pintu bus tetap di sebelah kiri tetapi disediakan pintu di sebelah kanan. "Karena kalau masuk busway itu pintu harus sebelah kanan, mirip Transjakarta. Jadi yang sebelah kiri untuk nurunin dan naikin penumpang di halte biasa," tegas Ahok.
Bus baru itu akan berukuran sekitar 9 meter, lebih panjang dari Kopaja atau Metromini yang ada sekarang, sekitar 7 meter. "Nanti kalau terealisasi, tidak ada lagi naik turun sembarangan di pinggir jalan," kata Ahok.
Metromini dan Kopaja baru nanti akan masuk jalur Transjakarta. Pintu bus tetap di sebelah kiri tetapi disediakan pintu di sebelah kanan. "Karena kalau masuk busway itu pintu harus sebelah kanan, mirip Transjakarta. Jadi yang sebelah kiri untuk nurunin dan naikin penumpang di halte biasa," tegas Ahok.
Editor: M. Amin
Sumber :