Mengajar Itu Ibadah

Kamis, November 15, 2012 0 Comments




Kenapa malas untuk mengajar? atau hanya memberikan catatan untuk siswa mencatat dan guru melakukan kegiatan lain? akankah hanya ingin jadi guru ‘bayar’ guru yang aktif mengajar bila dibayar dan diawasi terus menerus atau selalu ditegur terus menerus? atau jadi guru ‘ikhlas’ mengajar dengan bersemangat dan menjadikan mengajar sebagai ladang amal?

Beberapa pertanyaan tersebut kadang menggelitik namun juga beberapa menyangkal, ’saya tidak seperti guru yang lain’ padahal hanya membandingkan dengan guru yang memang kurang berkualitas, meminjam istilah dari Bapak Jamilazzaini, motivator sukses mulia (makasih pak pencerahannya), PGPS (Pintar Goblok Penghasilan Sama) jadi mereka yang tidak ikhlas bekerja akan bilang ‘buat apa saya bekerja lebih keras, toh yang malas dapat bayaran juga’ namun adakalanya menjadi bumerang untuk semuanya dalam artian malah banyak yang dirugikan, terutama konsumen sekolah yaitu siswa dan sekolah terutama yang akan menurun kualitasnya.

Bila dilihat secara umum pekerjaan guru sangat mulia, namun ada beberapa oknum yang menjadikan pekerjaan mulianya menjadi sia-sia, seperti lebih menuntut haknya dari kewajiban yang harus dijalani, selalu membandingkan dengan rekan lain tentang penghasilan, menjelek-jelekkan tempat mengajar dan juga membandingkan dengan tempat lain, membicarakan hal yang buruk tentang pimpinan atau yayasan, membuat seolah-olah anak sulit diajar atau tidak mau menerima pelajaran, ada sebuah indikator untuk mengetahui guru atau pelajarannya diminati atau tidak diantaranya :

a. Bila guru yang tidak disukai tidak datang secara lembut siswa berkata ‘alhamdulillah” dan yang heboh akan berteriak kegirangan “HOREEEE, Pak/Ibu Anu Nggak masuk”.

b. Bila guru yang disukai tidak hadir, siswa akan berkali-kali bertanya kepada guru piket atau guru lain dan akan ada beberapa siswa menanyakan :”Kok Pak/Ibu anu nggak masuk ya? kenapa? besok masuk nggak ya? atau mereka langsung sms guru yg bersangkutan.

c. Bila guru yang tidak disukai memberikan tugas, siswa hanya beberapa saja yang akan mengerjakannya, apalagi bila guru tersebut tidak pernah memeriksa dan menilai tugas yang diberikan.

d. Bila guru yang disukai memberikan tugas, siswa akan antusias mengerjakannya, bahkan belum diberi tugas ,mereka telah menanyakan tugas apalagi yang harus mereka kerjakan, dan biasanya guru ini rajin memeriksa tugas.

e. Meja guru yang bersih dan selalu rapi tidak ada buku tugas atau catatan atau lainnya menandakan guru tersebut tidak pernah memberikan tugas.

f. Meja guru yang selalu berantakan, banyak barang yang ada diatas meja, bahkan buku catatan atau PR siswa yang telah lulus 3 tahun yang lalu masih ada di meja tersebut menandakan guru tidak perduli dengan siswa, apalagi dirinya sendiri.

g. Meja guru yang dalam tiap minggu berubah suasana namun tetap rapi, buku tugas siswa hanya ada 2-3 hari kemudian ada kembali buku siswa artinya guru tersebut rajin mengoreksi dan memberikan nilai walaupun hanya tanda tangan atau nilai A,B,C.

Dan kemuliaan itu datangnya dari diri sendiri, bila kita memuliakan orang lain maka orang akan memuliakan kita, dengan keikhlasan kita dapat menjadikan mengajar sebagai ibadah kita, sekolah atau kelas sebagai sajadah kita dan siswa adalah jamaah yang wajib kita bimbing dan ajaklah berdo’a, dengan do’a menjadikan kehidupan kita lebih baik.





Oleh: Dedi Rahmat Hidayat 
Sumber:  
                        

DaVina News

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.