Tiga negara siap bantu Jokowi benahi Jakarta
GEBRAKAN 100 HARI JOKOWI BASUKI #41
"Ini kota sedang berkembang. Saya gubernur baru, saya sedang menatanya. Kami perlu banyak bantuan dari luar, dan kami butuh kerja sama lebih dalam."
- Jokowi
Baru lima minggu Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sudah ada tiga negara yang siap membantunya membenahi Jakarta.
Tawaran itu terutama soal memperbaiki infrastruktur transportasi. Mengatasi kemacetan dan membangun ruang terbuka hijau. Ada juga yang siap membantu menyediakan armada bus baru Volvo.
Namun Jokowi tak mau buru-buru. Diakuinya tawaran studi banding ke luar negeri pun terus berdatangan. Sebagian besar ditolaknya karena masih ingin mempelajari permasalahan Kota Jakarta sebelum jalan-jalan ke luar negeri bak anggota dewan.
"Kalau undangan banyak, tapi kalau saya lebih baik urus Jakarta dulu saja," ujar Jokowi di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (13/11).
Menurut Jokowi, Jakarta merupakan kota yang sedang berkembang sehingga butuh perhatian. Perlahan kata Jokowi, dirinya bertekad mengubah wajah Jakarta menjadi lebih ramah.
"Ini kota sedang berkembang. Saya gubernur baru, saya sedang menatanya. Kami perlu banyak bantuan dari luar, dan kami butuh kerja sama lebih dalam," tuturnya.
1. Tawaran bus Volvo dari Swedia
Gubernur Jokowi bertemu Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt. Keduanya berbincang di Monumen Nasional.
Sebagai negara penghasil Volvo, Reinfeldt menawari agar bus-bus di Jakarta diganti Volvo. Kedua pemimpin pun berbincang mengenai permasalahan transportasi dan ruang terbuka hijau.
Jokowi memaparkan konsepnya membenahi kemacetan Jakarta. Dia berharap mass rapid transit (MRT) bisa dibangun tahun depan.
"Yang di sana, modelnya bus transit, sementara Jakarta akan punya transportasi massal tahun depan," kata Jokowi pada Reinfeldt.
Sebagai negara penghasil Volvo, Reinfeldt menawari agar bus-bus di Jakarta diganti Volvo. Kedua pemimpin pun berbincang mengenai permasalahan transportasi dan ruang terbuka hijau.
Jokowi memaparkan konsepnya membenahi kemacetan Jakarta. Dia berharap mass rapid transit (MRT) bisa dibangun tahun depan.
"Yang di sana, modelnya bus transit, sementara Jakarta akan punya transportasi massal tahun depan," kata Jokowi pada Reinfeldt.
2. MRT dari Jepang
Pemprov DKI Jakarta akan bekerjasama dengan Jepang dalam mengatasi persoalan transportasi di Ibu Kota. Untuk tahap awal, hari ini asosiasi Pemerintah Daerah (Pemda) Jepang melakukan pertemuan di Balai Kota Jakarta.
"Kami dari asosiasi Pemerintah Daerah Jepang, daerah Jepang juga mengalami masalah transportasi," kata Director Executive Clair Council of Local Authorities for International Relation Kenji Saegusa usai bertemu dengan Deputi Perindustrian dan Transportasi di Pemprov DKI Jakarta, Kamis (22/11).
Menurut Pemda Jepang, pembangunan angkutan massa berbasis rel seperti Mass Rapid Transit (MRT) paling tepat diterapkan di Jakarta.
"MRT sebagai salah satu cara mengatasi kemacetan," kata Saegusa.
"Kami dari asosiasi Pemerintah Daerah Jepang, daerah Jepang juga mengalami masalah transportasi," kata Director Executive Clair Council of Local Authorities for International Relation Kenji Saegusa usai bertemu dengan Deputi Perindustrian dan Transportasi di Pemprov DKI Jakarta, Kamis (22/11).
Menurut Pemda Jepang, pembangunan angkutan massa berbasis rel seperti Mass Rapid Transit (MRT) paling tepat diterapkan di Jakarta.
"MRT sebagai salah satu cara mengatasi kemacetan," kata Saegusa.
3. Electronic Road Pricing dari Norwegia
Gubernur DKI Joko Widodo bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia Trond Giske. Pertemuan berlangsung secara tidak formal di tengah-tengah car free day di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Keduanya berbincang soal kemacetan yang melanda Jakarta. Norwegia menawarkan solusi untuk mengatasi kemacetan yaitu dengan menerapkan penerapan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di ruas jalan protokol.
"Ini baru ketemu awal. Dia kan menawarkan, kita mau lihat dulu sistemnya seperti apa, cocok enggak di Jakarta," kata Jokowi kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (25/11).
Menurutnya, jika ERP berguna dan mampu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan Jakarta, dia akan segera menerapkannya.
Keduanya berbincang soal kemacetan yang melanda Jakarta. Norwegia menawarkan solusi untuk mengatasi kemacetan yaitu dengan menerapkan penerapan sistem jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) di ruas jalan protokol.
"Ini baru ketemu awal. Dia kan menawarkan, kita mau lihat dulu sistemnya seperti apa, cocok enggak di Jakarta," kata Jokowi kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (25/11).
Menurutnya, jika ERP berguna dan mampu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan Jakarta, dia akan segera menerapkannya.
Editor: M. Amin
Sumber :