Makassar, Masa Depan Kawasan Indonesia Timur
Apartemen menjadi salah satu properti pilihan investor Makasar |
Bahkan di kota-kota level pertama, sarat pembangunan fisik, mulai dari permukiman, hotel, pusat belanja, perkantoran dan fasilitas komersial lainnya dengan Makassar sebagai magnit pertumbuhannya.
Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan ini mengalami transformasi paling pesat. Tak mengherankan bila Makassar ditahbiskan menjadi pintu gerbang dan destinasi investasi utama untuk Kawasan Indonesia Timur.
Pertumbuhan ekonomi Makassar yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai rerata 8,5 persen per tahun, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Nasional 5,9 persen. Ini mengindikasikan potensinya untuk menarik lebih banyak lagi investasi. Terutama investasi sektor properti, seperti perumahan, apartemen, hotel, dan pusat belanja.
Oleh karena itulah, pengembang sekaliber PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), Ciputra Group, dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berani mempertaruhkan reputasi mereka di sini. LPKR baru saja melansir superblok The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences di atas lahan seluas 2,7 hektar.
Proyek yang digarap pengembang dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 24 triliun tersebut terdiri atas 12 jenis properti, di antaranya adalah apartemen yang terangkum dalam dua menara, salah satunya setinggi 51 lantai dikombinasikan dengan hotel bintang lima. Selain itu, terdapat pusat belanja dengan area sewa seluas 75.000 meter persegi, sekolah Pelita Harapan, sinema 10 teater, pusat hiburan dan kuliner serta lounge serbaguna.
The St. Moritz Makassar Penthouse and Residences merupakan proyek kedua LPKR. Sebelumnya, mereka telah mengembangkan perumahan skala kota Tanjung Bunga Makassar seluas 1.000 hektar melalui anak usahanya, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Untuk merealisasikan proyek ini, LPKR memproyeksikan kebutuhan dana sebesar Rp 3,5 triliun.
Sementara Ciputra Group memperkuat eksistensinya dengan proyek Vida View Apartment. Mereka menjalin aliansi bisnis dengan Galesong Group untuk membangun proyek yang berupa tiga menara hunian vertikal tersebut.
Menyusul kemudian APLN yang akan mengusung waterfront city dengan luasan lahan total 300 hektar. Tahap awal pengembangan yang akan dikerjakan adalah seluas 2-3 hektar dari total 15 hektar lahan yang telah diakuisisi. Sementara dua pertiga dari total kebutuhan lahan tersebut akan dilakukan melalui proses reklamasi.
Menurut Marketing Director APLN, Indra W Antono, lahan seluas 2-3 hektar tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan outdoor theme facilities. Fasilitas yang terdapat di dalamnya adalah pusat kuliner, water sport facilities, dan family and entertainment center.
"Kami akan membawa konsep yang berbeda. Begitu pula nanti dengan pengembangan sebagian besar lahan lainnya. Karena skalanya besar, kami akan membangun beragam fungsi properti mulai dari apartemen, hotel, ruko dan pusat belanja serta landed house eksklusif," papar Indra kepadaKompas.com, Rabu (9/20/2013).
Makassar, lanjut Indra, sangat menarik untuk dikembangkan. Kebutuhan akan pusat aktivitas modern yang mengakomodasi gaya hidup urban semakin mendesak. Untuk itu, kehadiran LPKR, Ciputra dan lainnya sangat positif dalam menyediakan berbagai macam fasilitas. Pilihan investasi dan bersosialisasi bagi masyarakat Makassar, lebih variatif.
Hal senada dikemukakan CEO Lippo Homes, Ivan Budiono. Menurutnya, masyarakat Makassar punya daya beli tinggi. Jumlah kelas menengah juga bertambah. Para pembeli produk LPKR, terutama apartemen di Jakarta dan Surabaya, banyak yang berasal dari Makassar. Mereka juga kerap membelanjakan uangnya di pusat-pusat belanja Singapura.
"Kami menangkap peluang itu. Daripada menghabiskan uangnya di negara tetangga, lebih baik di kota sendiri. Dan kami menyediakan fasilitas itu. Selain apartemen yang membidik kelas menengah atas, kami juga membangun pusat belanja dengan klasifikasi sama. Akan ada dua tenan utama kelasDepartment Store, salah satunya merupakan jaringan internasional," jelas Ivan.
LPKR, Ciputra dan APLN hanyalah tiga dari sekian banyak pengembang yang menjadikan Makassar sebagai wilayah garapan. Raksasa properti lainnya, yakni Sinarmas Land, juga tengah menjajaki kota ini.
"Kami membuka peluang untuk masuk ke kota-kota second-tier dengan pertumbuhan dan aktivitas ekonomi positif. Salah satunya kota-kota di Kawasan Indonesia Timur, terutama Makassar," ujarManaging Director Corporate Strategy and Services Sinarmas Land, Ishak Chandra.
Sumber : Kompas.com