Tampilkan postingan dengan label Karier. Tampilkan semua postingan

Kenapa kegagalan menjadi awal kesuksesan?

Kenapa kegagalan menjadi awal kesuksesan?
Ilustrasi karir. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock/Michal Mrozek
Semua orang pasti pernah merasakan kegagalan, sebelum akhirnya mereka benar-benar merasakan kesuksesan. Yang terpenting adalah kita bisa mempelajari kegagalan orang lain dan berusaha untuk menghindarinya. 

Caroline Cummings, mantan pendiri dan CEO dari dua perusahaan teknologi, telah melalui banyak cobaan dalam karirnya. Kegagalan demi kegagalan dilewatinya dengan pantang menyerah. Kenapa kegagalan menjadi awal kesuksesan? Untuk itu, Caroline memaparkan enam alasan kenapa usahanya dulu bisa gagal, seperti dilansir Forbes.

1. Salah tim

Orang yang tepat di tempat yang tepat. Tanpa tim yang solid, Anda tidak akan pernah berhasil meraih kesuksesan. Jadi, pastikan Anda sudah memilih orang-orang yang tepat.

2. Sendirian

Untuk membangun sebuah bisnis atau usaha yang baik, Anda membutuhkan bantuan dari seorang partner yang tepat. Sebelumnya, Anda harus tahu keterampilan apa yang tidak Anda miliki. Dengan demikian, Anda bisa tahu siapa partner yang tepat untuk Anda ajak bekerja sama.

3. Penasihat hukum yang salah

Memiliki penasihat hukum yang tidak berpengalaman dalam hukum bisnis menjadi salah satu kesalahan terbesar. Maka, pastikan Anda mempunyai penasihat terpercaya yang telah berpengalaman di bidangnya.

4. Tidak melibatkan pelanggan

Pengusaha seringkali melakukan pengembangan konsep baru tanpa melibatkan pelanggannya. Uji coba produk seharusnya dilakukan pada pelanggan, yang nantinya akan membeli produk tersebut. Jadi, sertakan pelanggan Anda dalam penelitian dan pengembangan produk Anda.

5. Terjebak dengan konsep awal

Meskipun penting untuk memiliki konsep atau arah yang jelas untuk perusahaan, Anda harus lebih gesit ketika peluang dan masalah muncul. Perubahan situasi bisa datang tiba-tiba dan tidak bisa dicegah.

6. Menghabiskan terlalu banyak uang

Berhemat adalah kebijakan yang perlu Anda terapkan ketika baru membuka usaha. Jangan terlalu boros mengeluarkan uang dan akhirnya berakibat fatal bagi keuangan perusahaan.

Kesuksesan yang diraih oleh Caroline Cummings tentu bukan sebuah kebetulan semata. Ini didapatkannya setelah berjuang dan bangkit dari kegagalan. Dari sini, Anda bisa belajar banyak hal dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Jadi, seberapa pentingkah arti kegagalan bagi kesuksesan?




Editor: Evelyne Patricia
Sumber :

6 Cara berhenti kerja dengan terhormat

6 Cara berhenti kerja dengan terhormat
Ilustrasi karir. ©2012 Merdeka.com
Berencana untuk pindah kerja? Anda mungkin merasa dilema, ketika bermaksud mengutarakannya kepada atasan. 

Namun, ada hal penting yang harus Anda ingat. Perusahaan telah menerima dan menggaji Anda dengan baik. Bila akhirnya Anda harus pindah kerja, katakan niat itu dengan penuh rasa hormat. Berikut adalah enam cara terbaik untuk berhenti kerja dengan terhormat, seperti dilansir Lifescript.com. 

1. Lakukan pemberitahuan dini

Perusahaan tentu butuh waktu untuk menemukan pengganti Anda. Jadi, sampaikan maksud kepindahan Anda lebih dini kepada atasan sehingga ia bisa mencari pengganti untuk perusahaan. Ketika perusahaan sudah menemukan orang yang tepat, Anda pun bisa sedikit mengajarinya tentang jobdesk di kantor. Dengan kata lain, Anda telah menunjukkan sikap profesional dalam bekerja.

2. Memberi tahu teman sekantor

Hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menjaga hubungan sosial di kantor tetap sehat adalah dengan berbicara pada rekan kerja mengenai maksud kepindahan Anda. Bersikap terbuka, jujur, dan bersedia untuk menjelaskan setidaknya beberapa alasan kepada mereka mengapa Anda berhenti bekerja.

3. Tinggalkan kesan positif dalam pekerjaan

Anda mungkin mulai tergoda pada aspek-aspek negatif dari pekerjaan Anda saat ini. Namun, jangan biarkan pekerjaan lama Anda terganggu. Anda pasti mendapatkan keuntungan lebih dengan mempertahankan sikap positif selama hari-hari terakhir kerja. Tinggalkan kesan positif dalam pekerjaan!

4. Pesta perpisahan

Rekan kerja Anda mungkin ingin merayakan kepergian Anda dengan mengadakan pesta. Jika Anda cenderung menghindari perhatian tersebut, anggap saja kesempatan ini untuk membalas niat baik mereka. Gunakan momen ini untuk benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada mereka.

5. Mengorganisir diri

Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan adalah dengan memastikan Anda telah benar-benar mengorganisir kepindahan Anda. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik.

6. Lunasi kesalahan Anda

Perasaan bersalah terlintas begitu saja ketika Anda hendak pindah kerja. Rekan Anda mungkin menganggap kepergian Anda sebagai sikap negatif yang tidak setia pada perusahaan. Hal ini tidak benar. Ini hanyalah bagian dari kehidupan. Selalu ada yang datang dan pergi. Alih-alih merasa bersalah meninggalkan pekerjaan Anda saat ini, Anda sepatutnya merasa bangga dengan pencapaian Anda.

Perusahaan menerima dan memberikan hak Anda dengan adil. Begitu pula dengan Anda. Sebagai karyawan yang baik, tunjukkan bahwa Anda juga menghormati apa yang diberikan perusahaan. Tinggalkan kesan positif ketika Anda berhenti bekerja. Selain terlihat lebih profesional, Anda tentu akan merasa lebih tenang.





Editor: Sindy Maurina
Sumber : 

8 Kebiasaan yang dapat Menghancurkan Karir

Ilustrasi berbohong. ©2012 Shutterstock/olly

Apakah Anda kerap bertanya-tanya kenapa tak ada tawaran melakukan proyek besar, kenaikan jabatan atau gaji? 
Mungkin jawabannya ada pada salah satu kebiasaan yang menghancurkan karir seperti yang dilansir dari US News berikut ini.
Hasil kerjaPekerjaan Anda mungkin mendekati sempurna. Namun tidak ada orang yang tahu tentang hal itu, terutama manager Anda. Makanya prestasi Anda dianggap biasa dan tidak perlu diberi penghargaan lebih.
Bersikap defensifSikap defensif identik dengan usaha untuk selalu membela diri ketika ditegur oleh atasan. Tentu saja defensif ini cukup buruk dan dampaknya bisa membuat karir Anda tak berkembang.
Keputusan terburu-buruKebiasaan lain yang membuat Anda tak juga mendapat tawaran kenaikan jabatan adalah selalu membuat keputusan dengan buru-buru. Padahal cara memutuskan sesuatu merupakan salah satu nilai dari kualitas hidup seseorang.
Kurang tegasAnda tahu bahwa keputusan atasan salah, namun Anda tidak mau mengingatkan karena takut dianggap tidak patuh. Padahal sikap tersebut justru memperlihatkan Anda kurang tegas. Pada akhirnya, kesempatan untuk menjadi pemimpin pun berkurang karena sikap kurang tegas yang Anda miliki.
BerbohongBahkan di dalam kehidupan pekerjaan, kebohongan juga bisa menghancurkan karir dan merusak kredibilitas. Jadi, jauhi kebiasaan yang satu ini agar karir Anda tidak hancur begitu saja.
BerantakanApakah Anda sering mengingkari janji untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan? Jika benar demikian, sudah pasti kebiasaan tersebut perlahan akan menghancurkan karir dan berbagai tawaran promosi yang ada.
Teknologi baruAnda mungkin berpikir bahwa sekarang adalah suasana yang paling nyaman yang dirasakan. Namun jika Anda enggan mempelajari teknologi baru, Anda jelas akan dianggap ketinggalan zaman dan tidak segera mendapatkan tawaran kenaikan jabatan atau gaji.
Itulah berbagai kebiasaan yang dapat menghancurkan karir. Apakah Anda sering melakukannya sampai sekarang?


Sumber: Merdeka
Editor: Eveline Patricia


Menikah dan Memiliki Anak Mengurangi Kepuasan di Kantor



Ilustrasi keluarga bermain bersama.
Ilustrasi keluarga bermain bersama. (sumber: Ariel Skelley/Blend/visualphotos)
Sebuah studi Business School Kingston University di Inggris mengungkapkan, peristiwa yang mengubah hidup seperti menikah dan memiliki bayi pertama dapat memiliki efek merugikan terhadap kepuasan kerja Anda.

Para peneliti menemukan bahwa orang merasa secara signifikan kurang bahagia di tempat kerja sampai lima tahun setelah kelahiran anak pertama mereka.

Penelitian yang diterbitkan dalam edisi terbaru Journal of Vocational Behavior, melacak tingkat kepuasan kerja tahunan hampir 10.000 orang di Inggris antara 1991 hingga 2008.

Hal itu juga menyatakan bahwa puncak kebahagiaan di tempat kerja terjadi tepat sebelum pernikahan dan kelahiran anak pertama.

"Cukup sering terjadi faktor luar mempengaruhi perasaan Anda tentang pekerjaan Anda," kata penulis studi Profesor Yannis Georgellis dalam siaran pers tanggal 4 Juli lalu.

"Sebelum peristiwa kehidupan yang bahagia, orang mungkin mengalami kepuasan kerja meningkat karena efek spillover, saat kebahagiaan di rumah mempengaruhi kebahagiaan di tempat kerja."

"Tapi setelah itu, fokus orang pasti bergeser lebih ke arah kehidupan rumah sebagai perubahan prioritas dan konflik hidup," tambahnya. "Hal ini terutama terjadi pada orang-orang ketika mereka memulai sebuah keluarga."

Sebuah peran yang baik untuk membantu ibu baru menemukan pijakan mereka adalah untuk menawarkan cuti hamil lebih banyak, seperti di negara-negara Skandinavia.

"Swedia, misalnya, mengalokasikan cuti orangtua 480 hari per anak, ayah harus mengambil 60 hari, ​​dan yang dapat diambil setiap saat sampai anak berusia delapan tahun," katanya.

Sebuah penelitian baru secara terpisah menemukan bahwa ibu yang bekerja paruh waktu mungkin lebih sehat dan tanda-tanda depresi lebih sedikit dibandingkan dengan tinggal di rumah atau mereka yang bekerja penuh waktu.

7 Kekhawatiran Personalia Terkait Karyawannya



Mencari kandidat karyawan terbaik.
Mencari kandidat karyawan terbaik. (sumber: freedigitalphotos/vichie81)
Ketakutan terutama adalah kehilangan karyawan di level teratas. 

Hasil survei yang dilangsungkanCareerbuilders, situs khusus pekerjaan, terhadap sekitar 3 ribu manajer personalia di Amerika Serikat menemukan, ada 7 hal yang dikhawatirkan yang dialami perusahaan berkait pegawainya.

Ketakutan terutama manajer personalia dan bagian sumber daya manusia (SDM) adalah kehilangan karyawan di level teratas akan meninggalkan perusahaan (mengundurkan diri). Ketakutan ini mendapat suara sebanyak 43 persen.

Survei ini dilangsungkan mengingat kondisi ekonomi Amerika Serikat yang goyah pada beberapa tahun terakhir. Ini mengakibatkan sekitar 34 persen perusahaan mengalami pergantian pekerja selama setahun terakhir. Tak heran, para manajer personalia dan bagian SDM mengalami kekhawatiran besar. Karenanya, Careerbuilders mencari tahu apa yang paling menjadi kekhawatiran para manajer personalia.

Selain kekhawatiran akan kehilangan karyawan di posisi atas, beberapa kekhawatiran lain yang dialami oleh bagian personalia dan SDM antara lain:

* Takut tidak bisa menawarkan kompensasi kompetitif, 35 persen.
* Karyawan kelelahan yang teramat sangat, sebanyak 32 persen.
* Sulit untuk menjaga level produktivitas karyawan, sebanyak 29 persen.
* Takut tidak bisa memberikan kesempatan untuk karyawan kesempatan untuk meningkatkan karier, sebanyak 26 persen.
* Tidak bisa menemukan pegawai yang memiliki kecakapan yang mumpuni adalah ketakutan sekitar 24 persen bagian personalia.
* Khawatir tidak diberikan bujet untuk merekrut karyawan baru, sebanyak 13 persen.

Selain mensurvei para personalia, Careerbuilders juga bertanya kepada sekitar 7.700 pekerja di negara yang sama untuk mengetahui apa yang paling dicari pekerja dalam sebuah perusahaan. Berikut ini hasil surveinya"

* Kestabilan/umur panjang perusahaan.
* Kultur pekerjaan yang baik.
* Kesempatan untuk meningkatkan posisi atau jabatan.
* Jadwal fleksibel.

Namun, dalam survei yang dilakukan oleh konsultan tenaga kerja yang lain, MetLife, sekitar 55 persen pegawai merasa perusahaan tidak mengkomunikasikan manfaat atau insentif untuk pegawai dengan jelas. 

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.