Ajakan Selamatkan Hutan Lewat Silat dan Tari
Kesenian dapat menampilkan pesan-pesan tertentu, salah satunya adalah untuk mempertahankan lingkungan, kolaborasi antara kesenian dan lingkungan dapat dinikmati di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (24/2) malam.
Kolaborasi unik tersebut menampilkan perpaduan antara seni beladiri Silat Harimau, pimpinan Edwel Datuk Rajo Gampo Alam, dengan tari kontemporer dengan koreografer Madia Patra Ismar Rahadi, yang menjadi pusat dari Pagelaran Budaya bertemakan ‘Melindungi Hutan Indonesia, Menjaga Budaya Bangsa' yang menandai peluncuran kampanye hutan, Greenpeace di Indonesia.
“Saya sudah bekerja dengan Datuk sejak sepuluh tahun lalu dan ini memang merupakan kombinasi yang unik, antara silat dan tari modern yang mau berbicara soal hutan di Indonesia. Saya selama ini bekerja sama dengan forum-forum yang berbicara tentang kemanusiaan, dan Greenpeace berbicara soal kemanusiaan. Karena, hutan itu dekat dengan manusia maka hidupnya selalu ada,” jelas Madia, yang merupakan ketua dari Kelompok Insan Pemerhati Seni (KIPAS).
Madia menambahkan bahwa manusia harus menggunakan rasa dan perasaan serta ada kepatuhan dan tanggung jawab kepada alam. “Hutan dan tradisi terancam karena kepatuhan dan tanggung jawab ini tidak diperhatikan dalam kebijakan,” jelasnya.
“Hal tersebut yang akan dituangkan di dalam kolaborasi tari dan silat nanti malam. Saya pilih tari kontemporer karena mewakili masalah kontemporer hutan yang terjadi saat ini, yaitu pembabatan hutan,” imbuh dia.
Dia berharap agar kolaborasi tersebut bsia menjadi refleksi dan diapresiasi sebagai karya seni sehingga bisa menyuarakan keberlanjutan hidup dan kemanusiaan.