Kematian Ibu dan Rahasia Pencerdasan Bangsa
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN DR Sudibyo Alimoesa mengatakan, tingkat kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi.
Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk Indonesia 2011 tercatat Angka Kematian Ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, angka kematian bayi usia 0-11 bulan (AKB-IMR) adalah 34 per-1.000 kelahiran hidup, kemudian 60 persen penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah, angka harapan hidup Indonesia sekitar 68/72 tahun.
"Di Jepang saja kini rata-rata umur penduduknya telah mencapai 100 tahun, sehingga saat ini 40 persen penduduknya adalah golongan lanjut usia," katanya.
Sesuai target milenium Development Goals (MDGs), pihaknya berupaya pada 2015 AKI akan turun dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, begitu juga dengan angka kematian bayi yang diharapkan turun menjadi 23/1.000 kelahiran hidup.
Beberapa upaya yang akan dilakukan, antara lain, BKKBN sedang menjalankan program pelatihan bagi 35 ribu bidan dan 10 ribu dokter umum maupun dokter kandungan, khususnya di daerah terpencil yang jauh dari pelayanan rumah sakit.
Sudibyo berharap melalui pelatihan tersebut pertolongan kelahiran yang berada di daerah terpencil bisa dilakukan secara medis sehingga kematian ibu dan bayi bisa ditekan.
Sementara anggota Divisi Fetomaternal RSCM/FKUI dr Damar Prasmusinto SpOG (K) mengatakan, sekitar 55 persen kematian ibu melahirkan disebabkan pendarahan dan pre-eclampsia yang terkait erat dengan malnutrisi atau gizi buruk semasa hamil.
"Kondisi anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil berdampak pada kesehatan ibu dan anak dalam kandungan," katanya.
Dampak buruk tersebut dapat berupa meningkatnya risiko bayi dengan asfiksia (gangguan pernapasan), berat badan lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan bayi.
Menurut dia, dua faktor yakni anemia dan KEK itu juga menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi, dan infeksi.
Gizi Ibu
Tidak ada lagi tawar-menawar atas fakta bahwa gizi bagi perempuan alias calon ibu memegang peranan yang sangat signifikan untuk tujuan yang lebih luas yakni pencerdasan kehidupan bangsa.
Gizi ibu hamil menjadi kunci bagi upaya penurunan AKI di Tanah Air sekaligus menjadi rahasia mencetak generasi yang lebih cerdas.
"Faktanya ibu hamil yang malnutrisi berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah yang berisiko memiliki IQ rendah dan tumbuh kembang dengan tidak optimal. Hal tersebut akan berisiko terhadap kelanjutan kualitas generasi berikutnya," kata dr Damar Prasmusinto SpOG.
Ia menambahkan, gizi buruk pada saat persiapan kehamilan dan masa kehamilan dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan berakibat buruk pada kesehatan janin di masa depan.
"Beberapa masalah kesehatan pada ibu hamil meliputi anemia saat hamil, anemia setelah melahirkan, pertambahan berat badan rendah, serta KEK," katanya.
Ketidakseimbangan pola nutrisi pada ibu hamil ini salah satunya disebabkan kurangnya edukasi nutrisi yang memadai bagi ibu hamil.
Sumber:Antarafoto