Pernyataan Anti Parpol, Sinyalemen Masyarakat Kritis
Hasil survei menunjukkan antipartai tapi dari sisi kebaikannya memang jangan percaya apapun yang dikatakan politisi
Makin menurunnya kepercayaan terhadap partai politik yang ditunjukkan melalui survei dinilai sebagai sinyalemen positif masyarakat terhadap politik.
Pada satu sisi masyarakat mulai bisa menilai, di sisi lain, menjadi koreksi bagi partai untuk memperbaiki diri.
“Hasil survei menunjukkan antipartai tapi dari sisi kebaikannya memang jangan percaya apapun yang dikatakan politisi, kita memang harus selalu mencurigai kekuasaan,”kata Philips Vermote, Peneliti Lembaga Kajian Politik CSIS (Centre for Strategic and International Studies) dalam diskusi bertajuk “Parpol menuju Titik Nadir” di kawasan Cikini, Jakarta, hari ini.
Dari hasil kajian CSIS yang dipublikasikan tengah pekan ini, terindikasi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Partai Demokrat mengalami penurunan drastis dan suara yang awalnya milik partai itu pun ternyata tak berhasil dituai partai-partai lain.
Sikap kritis terhadap partai bahkan cenderung tak percaya tersebut dinilai Philips memang sudah seharusnya. Sebab pemerintah dan politik tak hanya dikontrol ketika Pemilu tapi selama pemerintahan politik berlangsung.
“Kekuasaan bukan blanko kosong dan kontrol bukan hanya ketika di bilik pemilihan sikap anti partai bisa dibilang kemajuan yang baik,”kata dia lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Indra J.Piliang, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai Golkar mengakui masih banyaknya kekurangan dalam sistem partai-partai politik di Indonesia.
Dia mengaku sebagai profesional yang juga masuk kedalam partai untuk memperbaiki sistem yang ada.
“Memang sejak dulu seperti itu, masyarakat memandang sinis dan buruk terhadap partai politik, ada masyarakat yang bisa menyampaikan opini dan ada juga masyarakat yang hanya ikut,” kata dia lagi.
Menurutnya, untuk mendekati orang-orang partai politik melakukan perubahan, maka seharusnya para profesional masuk kedalamnya. Sebab bagaimanapun keberadaan partai politik kata dia, harus ada dan diberikan hak luar biasa oleh konstitusi.
“Jauh lebih besar pengaruhnya mengubah dengan berada di dalam partai politik, bukan di luar (partai),”tutupnya.
Penulis: Ezra Sihite/ Ayyi Achmad Hidayah