Seluk Beluk tentang Rematik dan Pencegahannya
Di Amerika, saat ini jumlah penderita rematik semakin bertambah. Setidaknya itulah yang tercatat di Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sebagian besar penderitanya adalah perempuan.
Sebenarnya apa sih rematik atau arthritis itu? Terutama penyebabnya? Rematik adalah penyimpangan fungsi sendi yang disebabkan peradangan. Kondisi ini biasa terjadi ketika dua sendi tergesek satu sama lain setelah tulang rawan pelindung (substansi cair yang mencegah tulang saling bersentuhan) telah aus. Namun rematik juga bisa disebabkan oleh respon kekebalan otomatis.
Menurut Arthritis Foundation, terdapat lebih 100 jenis rematik yang terdiagnosa. Berbagai macam jenis rematik ini bisa terjadi karena penggunaan dan robeknya tulang rawan, seperti osteoarthritis, atau bisa dihubungkan dengan peradagangan yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan seperti rheumatoid arthritis.
Penyebab rematik bermacam-macam. Antara lain cedera pada sendiri, masalah metabolisme seperti encok, faktor keturunan, dan infeksi. Sebagian besar penyebab rematik lainnya masih belum jelas.
Gejala rematik antara lain peradangan dan kemerahan di lokasi sendi, kaku sendi, pembengkakan. Kasus-kasus rematik serius lainnya bisa menuntun ke gejala yang bahkan lebih kompleks, seperti demam, pembengkakan kelenjar, berat badan turun, kelelahan, dan masalah-masalah dengan hati atau ginjal.
Hampir setiap orang bisa terkena rematik. Diperkirakan 350 juta orang di dunia menderita kondisi ini. Lebih dari setengahnya berada di usia di bawah 65 tahun dan hampir 60 persen adalah perempuan.
Lantas bagaimana cara mengenali jika kita terkena rematik? Langkah pertama adalah mengenali gejalanya. Jika Anda menyadari semacam gejala seperti nyeri sendi dan seperti yang dijelaskan di atas, segera temui dokter. Nanti, dokter akan melakukan tes darah dan sinar X-ray di lokasi yang nyeri.
Begitu diagnosa rematik memang benar, dokter biasanya menganjurkan sejumlah pengobatan yang melibatkan terapi fisik, pembebatan (biasanya di tempat sendi yang nyeri untuk waktu tertentu hingga bengkak hilang), terapi es (biasanya Anda diminta menempelkan es di tempat yang nyeri secara reguler), pengobatan anti-peradangan, hingga operasi.
Karena risiko rematik mudah dialami setiap orang, Anda bisa melakukan pencegahan dengan cara berikut ini:
1. Melakukan olahraga teratur.
Tidak hanya baik untuk kondisi jantung, olahraga juga baik untuk tulang, otot, dan terutama sendi.
2. Peregangan
Peregangan akan menambah kinerja otot dan meningkatkan jangkauan gerak sendi Anda. Pastikan Anda melakukan pemanasan pada otot dan sendi sebelum melakukan peregangan. Peregangan sebelum pemanasan akan memperburuk nyeri sendi dan bahkan menegangkan otot Anda.
3. Makan yang tepat
Tulang Anda membutuhkan sejumlah nutrisi untuk tetap kuat dan sehat. Dengan menyantap makanan kaya Vitamin C, E, dan kalsium, Anda akan membantu membangun sistem otot dan tulang.
4. Minum cukup air
Air memberi 70 persen pasokan bagi tulang rawan di bagian sendi dan membantu tulang rawan tetap terlumasi sehingga tulang tidak bergesekan. Pastikan Anda minum setidaknya delapan gelas per hari.