Arbi: Protes Belum Cukup Massif untuk Cegah BBM Naik
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, mengatakan bahwa kemungkinan besar harga bahan bakar minyak (BBM) tetap akan naik, karena politisi juga menyadari bahwa kalau terus-menerus dibebani subsidi, anggaran belanja Indonesia akan mengalami defisit habis-habisan.
"Sekarang ini politisi main kucing-kucingan dengan demonstran. Tetapi saya rasa, harga BBM akan tetap naik pada akhirnya," ujar Arbi di Jakarta. Hal itu ia katakan Jumat (30/3) malam, sebelum tuntasnya sidang paripurna DPR RI yang membahas hal itu.
Arbi mengatakan bahwa jika subsidi BBM tidak dikurangi segera, selain defisit anggaran, perekonomian Indonesia akan terancam dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang akan menurun, karena fasilitas pendukung tidak bisa berkembang.
Lebih jauh, Arbi pun mengatakan bahwa perpecahan suara koalisi Setgab tidak akan cukup kuat untuk membatalkan perubahan anggaran yang akan berimbas pada kenaikan BBM. "Sekarang bukan perbedaan suara fraksi-fraksi yang akan mencegah kenaikan BBM, tetapi gerakan demonstrasi di luar. Dan saya lihat gerakan protes ini belum cukup besar untuk mencegah BBM naik," ujarnya.
Arbi mengatakan, dirinya meyakini para anggota fraksi partai koalisi sedang berusaha mengambil kesempatan untuk meraih simpati massa, dengan bersikap seolah-olah menolak rencana penaikan BBM. Namun ia sudah memprediksi bahwa pada akhirnya BBM akan tetap naik.
"Saya lihat, perpecahan koalisi Setgab tidak seserius itu. Itu dalil lama. Cuma gerakan sosial yang bisa mencegah BBM naik, dan yang terjadi sekarang ini tidak cukup massif," tegasnya.