BBM Naik, Potong Gaji Presiden
Gelombang penolakan terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus digelar diberbagai pelosok Nusantara. Tak mau kalah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di Semarang, Jawa Tengah, juga melakukan hal serupa. Mereka bahkan membakar boneka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebagai tanda penolakan kenaikan BBM.
Tak cuma itu, para mahasiswa juga membentangkan beberapa poster. Isinya, sudah tentu kritikan pedas terhadap pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi menjadi Rp6.550, dari harga awal Rp4.500.
"Aksi itu merupakan tanda penolakan," kata Galih Pramilu Bakti, Ketua Umum KAMMI Semarang, Jawa Tengah, hari ini.
Menurut dia, rencana pemerintah menaikkan harga BBM tidak masuk akal. Juga gembar-gembor adanya beban berat pada APBN hanya alasan semata.
"Pemerintah selalu saja menganggap naiknya subsidi BBM sebagai penyebab terbebaninya APBN. Padahal, pos anggaran subsidi BBM dapat ditutup dengan pendapatan dari sejumlah pos yang mencapai Rp62 triliun," ungkap Galih.
Selain itu, pemotongan subsidi terhadap BBM juga merupakan solusi yang tepat. Hal itu justru akan memberikan berbagai efek yang memberatkan rakyat.
"Dampaknya akan menyebabkan inflasi berbagai macam komoditas yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, seperti kenaikan harga komoditas pangan ataupun transpotasi," lanjut Galih.
Karena itu, KAMMI menuntut pemotongan gaji Presiden beserta aparatur negara lainnya, yang digunakan untuk menyejahterakan rakyat.