Bisnis Konser Diminati Pengusaha hingga Pejabat
Layaknya hukum ekonomi, dimana ada permintaan pasti akan ada penawaran. Hukum demand and supply ini pun berlaku dalam bisnis konser yang belakangan tengah marak di
Indonesia.
Seiring dengan makin banyaknya pagelaran musik bertaraf internasional, maka semakin banyak pula promotor musik baru yang bermunculan, dan mencoba peruntungan dalam bisnis yang sarat modal tersebut.
Dari mulai pengusaha, pejabat politik hingga pencinta musik berbondong-bondong memasuki industri yang dalam tiga tahun terakhir telah menjadi tren dikalangan masyarakat, terutama anak muda Tanah Air.
Sebut saja Big Daddy Entertainment, promotor musik yang satu ini tengah menjadi perbincangan utama dalam ranah konser musik di dalam negeri. Selain ekspansif dalam mendatangkan artis-artis internasional, manuver manajemen yang berniat mencari pendanaan melalui pasar modal, juga menarik perhatian banyak kalangan.
Hal itu dinilai merupakan langkah yang sangat berani, dan bisa membuat promotor ini tumbuh lebih besar dan profesional kedepannya. “Selama ini kami selalu mengandalkan modal probadi, dan keuntungan yang di dapat dari perputaran uang. Selain itu, sebagian juga ada yang dari pinjaman bank. Kedepan kami memang tengah menjajaki rencana untuk
melepas saham perdana,” tutur Michael Rusli Direktur Utama Big Daddy Entertainment, kepadaberitasatu.com.
Dibawah bendera PT Prima Java Kreasi, Michael Rusli yang dikenal sebagai pengusaha menggebrak panggung konser nasional dengan mendatangkan artis papan atas dunia seperti, Simple Plan, Katy Perry, Rod Steward, Roxette hingga Lady Gaga ditahun ini.
Kiprahnya tersebut mendapat sambutan hangat dari kalangan penyuka musik Indonesia, terbukti dengan hampir selalu ludesnya tiket yang terjual, disamping .
Promotor lain yang juga turut meramaikan persaingan bisnis Showbiz ini adalah Berlian Entertainment, dibawah kepemimpinan Dino Hamid sebagai Chief Executive Officer (CEO), pihaknya juga sempat mendapat sorotan dari publik, karena menggandeng politikus Partai Demokrat Eddhy Baskoro Yudhoyono (Ibas), putra kedua Presiden Republik Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai salah satu pemodalnya.
Dari sisi portofolio, Berlian Entertainment juga tak kalah dengan para pesaingnya dengan mendatangkan New Kids On The Block (NKOTB) dan Back Street Boys sebagai jualan utamanya di tahun ini.
Denny Sakrie, Pengamat Musik Nasional mengatakan, hal itu sempat menghembuskan isu adanya praktik pencucian uang di industri promotor musik, meskipun belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Industri bertambah panas, dengan kemunculan Showmax yang mengusung artis ternama Asia, Super Junior sebagai magnet penarik keuntungan, dan Marygops yang mengedepankan musisi lawas Olivia Newton John dalam salah satu kegiatan konsernya.
Ini menunjukkan jika bisnis konser musik telah menjadi fenomena baru yang sangat menggiurkan, terlepas dari pro dan kontra yang beredar dikalangan masyarakat selama ini.
Bagaimana tidak, dalam setiap event, sang promotor dikabarkan bisa meraup keuntungan 10 persen hingga 20 persen, dari total nilai penyelenggeraan yang berkisar antara ratusan
juta hingga puluhan miliar rupiah tersebut.
Secara tidak langsung, ini juga turut mempersempit ruang gerak para promotor senior dalam mengarungi bisnis konser kedepan. Adrie Subono yang dikenal sebagai pencinta musik dan pemilik Java Musikindo pun mengakui maraknya kemunculan promotor-promotor baru.
Namun, menurutnya, hal itu tidak lantas mematikan bisnis promotor lainnya, karena setiap perusahaan umumnya memiliki segmen tersendiri dalam menjalankan bisnis, dan persaingan merupakan hal yang biasa dalam sebuah industri.
Ia yang kini tengah rehat dalam bisnis konser, karena fokus menggarap film layar lebar tentang kisah cinta B.J. Habibie dan Ainun Habibie menjelaskan, dalam berdagang pasti akan ada saingan dan nantinya pasarlah yang akan menentukan hasilnya.
“Tidak ada strategi khusus dalam menghadapi hal itu, saya punya pertimbangan khusus yang tidak hanya bermain dalam angka-angka saja,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Dino, yang menegaskan kalau bisnis hiburan selalu memiliki tempat tersendiri. “Karena setiap orang butuh untuk dihibur, dan selama hal itu ada, tentu bisnis ini masih sangat menjanjikan,” tuturnya.
Senada dengan kompetitornya, Michael juga menambahkan jika perputaran uang di bisnis ini sangat besar. “Sama seperti bisnis lainnya, dengan adanya kontinuitas, maka uang akan berputar dengan baik,” ujarnya.
Dengan melihat hal itu, maka jangan heran jika kedepan akan semakin banyak promotor baru bermunculan, dengan berbagai latar belakang pemodal yang mendukung dibelakangnya.