Dahlan Iskan sendiri mengaku tak tergoda untuk menjadi pengurus PSSI, apalagi Ketua Umum, karena menurutnya "sudah dipolitisasi dan sulit membenahinya".

Di tengah kisruh berkepanjangan yang melanda kepengurusan PSSI, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan salah satu pemikirannya, agar prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak lagi jeblok. Ia menyarankan agar dua sosok utama di balik perseteruan sepak bola Indonesia, Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro, untuk "bertempur" saja di lapangan.

"Saya punya ide, bagaimana jika Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro (sama-sama) mendirikan klub sepak bola saja, terus bertarung di lapangan. Buktikan, tim siapa yang paling kuat," kata Dahlan di Jakarta, Kamis (1/3).

Menurut menteri yang juga adalah mantan manajer Persebaya Surabaya ini, daripada keduanya bertengkar terus dan prestasi sepak bola nasional tidak jelas, lebih baik mereka "bertempur" di lapangan melalui klubnya masing-masing. "Mereka itu punya kemampuan dana dan kecintaan terhadap sepak bola. Jadi, seharusnya bisa membentuk klub bola yang bagus. Kalau memang hebat, tentu bisa menjadi klub sekelas Barcelona atau Real Madrid," ucap pria kelahiran Magetan, Jatim ini.

Seperti diketahui, timnas Indonesia pada Rabu malam (29/2) tadi, baru saja dipermalukan 10-0 oleh Bahrain dalam partai terakhir babak kualifikasi Piala Dunia (PD) 2014 Grup E Zona Asia. Sejumlah kalangan menuding, kekalahan tersebut merupakan kulminasi atau setidaknya lebih karena salah urus dan politisasi di tubuh PSSI.

Dahlan dalam hal ini, dimintai tanggapan seputar perlunya figur yang lebih tepat untuk menjadi Ketua Umum PSSI, di tengah minimnya prestasi persebakbolaan di tanah air belakangan. Untuk hal itu, mantan Dirut PT PLN ini mengatakan bahwa hingga kini dirinya tetap tak tertarik masuk PSSI, meskipun permintaan dari berbagai kalangan terus mengalir.

"Soal sepak bola, saya sudah pada tingkat insyaf. Saya tidak akan pernah tergoda untuk menjadi pengurus PSSI, apalagi Ketua Umum," ucap mantan Ketua PWI Jatim ini pula.

Menurut Dahlan, dirinya sendiri memang masih "geregetan" melihat dunia sepak bola Indonesia yang tidak kunjung mengukir prestasi. "(Tapi) Bagaimana ya... Susah, kalau sepak bola sudah dipolitisasi. Sulit untuk membenahinya," tukasnya.