Diet Tinggi Lemak dan Gula Tingkatkan Risiko Kanker
Selain menyebabkan obesitas, terlalu banyak mengonsumsi lemak dan gula juga menempatkan seseorang pada risiko lebih besar terkena kanker, utamanya kanker usus besar.
Kesimpulan yang telah lama dikemukakan para ahli epidemiologi itu kini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di Temple University.
Mereka telah menemukan hubungan yang dapat menjelaskan bagaimana dan mengapa diet tinggi lemak dan gula dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
"Selalu ada pertanyaan tentang mengapa hal-hal seperti diet dan obesitas merupakan faktor risiko kanker usus besar," kata Carmen Sapienza, profesor patologi di Temple Fels Institute for Cancer Research dan Biologi Molekuler, penulis utama studi tersebut.
Dalam penelitian tersebut para peneliti membandingkan jaringan usus dan non-usus besar pasien kanker dengan jaringan usus yang normal pada pasien dengan penyakit lain. Pada jaringan usus pasien kanker usus besar, mereka menemukan bahwa tanda epigenetik (perubahan ekspresi genetika) pada gen yang terlibat dalam kerusakan karbohidrat, lipid dan asam amino.
Tanda epigenetik adalah modifikasi kimia yang berfungsi sebagai penyetel (menghidupkan atau mematikan) banyak gen.
"Makanan ini berubah pola metilasi pada gen insulin seseorang sehingga mereka mengekspresikan secara berbeda, memompa insulin lebih dari yang dibutuhkan tubuh," kata Sapienza.
Pada orang yang memiliki kanker usus besar, lanjutnya, jalur metabolisme glukosa dan insulinnya memiliki sinyal yang berjalan pada tingkat yang sangat berbeda dengan orang yang tidak menderita kanker usus besar.
Sapienza mengatakan, bahwa sel-sel kanker menyukai insulin. Pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian yang menunjukkan, bahwa insulin merupakan makanan bagi tumor. Itu artinya semakin tinggi insulin, maka semakin tinggi atau tumbuh subur di dalam tubuh.
Penemuan ini dipublikasikan dalam edisi Maret 2012 dari Asosiasi Amerika untuk jurnal Cancer Research, Cancer Prevention Research.