Faktor Kegemukan Bisa Juga Disebabkan Bakteri
Satu dari 10 orang dewasa di seluruh dunia, atau sekitar setengah miliar orang saat ini menderita obesitas (kegemukan). Jumlah ini terus tumbuh sejak 1980-an.
Selain gaya hidup tidak sehat dan faktor genetik, kegemukan ternyata juga dapat disebabkan oleh bakteri.
Journal of Proteome Researchmenerbitkan hasil sebuah penelitian baru yang menemukan bakteri yang hidup di usus besar yang dianggap memainkan peran penting dalam obesitas. Bakteri ini, kata peneliti, dapat memperlambat pembakaran lemak cokelat.
Ada dua jenis jaringan lemak dalam tubuh: lemak cokelat lemak dan putih. Para peneliti mengatakan, peran lemak cokelat untuk membakar kalori dan lemak putih. Sedangkan lemak putih untuk menyimpan energi atau kalori.
Setiap orang memiliki komposisi berbeda antara lemak cokelat dan lemak putih. Namun, orang yang kurus cenderung memiliki lebih banyak lemak cokelat ketimbang mereka yang kelebihan berat badan.
Perempuan muda dengan berat badan normal juga cenderung memiliki lemak cokelat yang tinggi, dibandingkan dengan lelaki dewasa yang kelebihan berat badan.
“Studi ini merupakan yang pertama meneliti apakah bakteri usus memengaruhi lemak coklat,” kata peneliti dari Imperial College London dan Nestle Research Center di Lausanne.
Mereka melakukan serangkaian percobaan pada tikus. Satu kelompok tikus memiliki mikroflora usus normal, kelompok lainnya tidak memiliki bakteri di usus besar mereka.
Lemak cokelat dalam kelompok bakteri bebas tikus lebih aktif dalam membantu membakar kalori sehingga berat badan cenderung lebih ideal. Sementara kelompok tikus yang memiliki bakteri dalam usus mereka cenderung menambah berat badan lebih cepat.
Perbedaan gender juga memengaruhi hasil percobaan. Tikus jantan dengan bakteri dalam usus cenderung menambah berat badan lebih cepat dibandingkan tikus betina.
Bakteri usus berkontribusi untuk metabolisme energi dengan memroduksi rantai pendek asam lemak melalui fermentasi karbohidrat.
Ketika bakteri tidak ada, rantai pendek asam lemak tidak diproduksi dan memengaruhi sejumlah proses metabolisme, sehingga memicu pembakaran kalori (aktivitas lipolisis) di kedua lemak cokelat dan hati.
Mereka percaya penelitian ini bisa menjadi referensi untuk mengembangkan cara baru untuk mencegah obesitas dan berat badan.