Geser Kepentingan Individu jadi Konsekuensi Perjuangan
Kalangan pemuda dan mahasiswa diingatkan untuk jeli membaca situasi. Hal itu terkait dengan undangan bagi mereka untuk datang ke China, pada 22-29 Maret 2012.
Demikian diungkapkan Ketua Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) Jati Pramestianto, kemarin, kepada Beritasatu.com, di Jakarta.
Mahasiswa sebagai oposisi permanen pemerintah, menurut Jati, semestinya menyingkirkan sementara waktu untuk kepentingan pribadinya. Demi, sambung dia, kepentingan yang lebih luas, yaitu negara.
"Ini konsekuensi sebuah perjuangan. Harus menggeser kepentingan individu," tandasnya.
Diketahui, belakangan aksi mahasiswa kian solid dan meluas, terkait penolakan atas penaikan harga BBM yang rencananya mulai diberlakukan pemerintah sejak 1 April 2012.
Masih ditahan
Terkait dengan aksi antipenaikan BBM itu, hingga kini diketahui, enam mahasiswa gabungan dari Aliansi BEM se-Jawa Barat yang menjatuhkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Gedung Nusantara III DPR RI masih mendekam di tahanan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Mereka masih ditahan di Polda Metro Jaya, karena diduga melakukan pengerusakan menurunkan foto presiden," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, hari ini.
Seiring penahanan itu, Rikwanto mengatakan, kemarin, keluarga sudah meminta agar diberikan penangguhan tahanan. "Namun, apakah dikabulkan (atau tidak) bergantung keputusan penyidik," tambahnya.
Atas perbuatannya, para mahasiswa itu bisa dijerat Pasal 170 KUHP tentang perusakan bersama-sama terhadap barang. Dengan ancaman, kata dia, hukuman kurungan lima tahun.
Sebelumnya diketahui, enam orang mahasiswa dari Aliansi BEM se-Jawa Barat, diamankan polisi lantaran diduga menjatuhkan bingkai atau frame foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Ruang Nusantara III, Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/3).
Jatuhnya frame foto presiden diduga sebagai ungkapan rasa kecewa mahasiswa atas pencoretan butir ketiga tuntutan mahasiswa yang dilayangkan mereka, berbunyi: "Usir Kolonialisme-Riberalisme dan Turunkan SBY-Boediono"