Indonesia Keempat Terbesar di Dunia, Jumlah Penderita Diabetes

Jumat, Maret 02, 2012 0 Comments



Seorang pria memeriksakan kadar gula darahnya dalam kampanye Siaga 140 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
Seorang pria memeriksakan kadar gula darahnya dalam kampanye Siaga 140 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. (sumber: Antara/Rosa Panggabean)
Penyebab kematian pada semua kelompok umur sebanyak 5,7 persen, dari seluruh kematian di Indonesia.

World Health Organization (WHO) melaporkan, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara penyandang DM terbanyak di dunia setelah India, China, dan AS. 

Untuk menekan jumlah penderita DM yang setiap tahunnya bertambah, maka dibutuhkan program pencegahan dan pengendalian yang efektif. 

Demikian yang dikemukakan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (1/3).

Berdasarkan data Riskesdas 2007, angka prevalensi diabetes (DM) pada penduduk usia 15 tahun ke atas yang tinggal di daerah perkotaan di Indonesia adalah 5,7 persen.

Kemudian berdasarkan penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruh Indonesia, dilaporkan, bahwa jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun ditemukan sebanyak 731 anak dan remaja.

Data Riskesdas 2007 juga menunjukan DM merupakan penyebab kematian pada semua kelompok umur sebanyak 5,7 persen dari seluruh kematian di Indonesia.

Salah satu contoh program pengendalian oleh pemerintah disebut Tjandra, melalui regulasi kandungan gula pada makanan ringan. Ini penting dilakukan karena konsumsi gula berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang dikenal juga dengan sebutan kencing manis. 

"Anak-anak dan remaja merupakan merupakan kelompok usia yang konsumtif terhadap berbagai jajanan kuliner. Bila tidak peduli maka dapat menyebabkan terjadinya diabetes melitus sejak usia dini," katanya.

Oleh karena itu, kata Tjandra, negara berkewajiban melindungi generasi muda dari bahaya ancaman makanan yang tidak sehat dan dapat menimbulkan penyakit khususnya, DM.

Peraturan Perlu Ditinjau Ulang
Jumlah kandungan gula pada makanan ringan (snack) di Indonesia telah diatur melalui Permenkes No.208/ Menkes/ PER/ IV/ 1985, tentang Pemanis buatan dan Permenkes No.722/ Menkes/ PER/IX/ 1988, tentang bahan tambahan makanan.

Namun, Tjandra mengatakan, peraturan tersebut perlu ditinjau ulang dan direvisi, karena hanya empat jenis pemanis buatan yaitu aspartaam, sakarin, siklamat dan sarbitol yang diatur.

“Batasan asupan gula persaji (perporsi) juga belum diatur pada Permenkes tersebut. Pada saat ini Kementerian Kesehatan sedang menyempurnakan peraturan yang sudah ada tersebut," tambahnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah mengeluarkan Peraturan kepala BPOM RI No.HK.03.1.23.11.11.099909 tahun 2011, tentang Pengawasan klaim dalam label dan iklan pangan olahan yakni, setiap pangan olahan harus disertai label yang menunjukkan jumlah kadar gula persaji (perporsi).

"Peraturan yang sedang disusun oleh kemenkes akan disinkronkan dengan peraturan tersebut, yaitu memberikan batasan kandungan gula per sajian makanan atau minuman olahan yang aman untuk kesehatan, termasuk aman terhadap risiko diabetes," kata Tjandra.

Diabetes terdiri dari beberapa jenis, di antaranya yang sering terdeteksi adalah DM tipe 1 yang terjadi karena kekurangan hormon insulin di dalam tubuh dan DM tipe 2, karena hormon Insulin yang dihasilkan tidak bermanfaat untuk mengatur kadar gula dalam darah (fungsi kerja insulin tidak efektif). Juga, DM gestasional yang terjadi pada masa kehamilan.

"Diabetes yang umumnya terjadi pada anak dan remaja adalah DM tipe 1. Sejak dulu DM pada anak ini sebenarnya sudah ada, namun tidak terdeteksi dengan baik, sehingga kejadiannya seperti fenomena gunung es," ujar Tjandra.

Terjadinya DM tipe 1 pada anak dan remaja dapat disebabkan karena faktor genetik (keturunan), auto-imun (kelainan sistem imunitas), pola hidup tidak bersih dan sehat seperti, diet yang tidak sehat.

Kelainan sistim imunitas terjadi karena adanya peradangan pada sel beta (insulitis) yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal di antaranya virus, seperti rubella dan herpes. 
 

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.