Kader Partai Koalisi Tolak Penaikan BBM

Senin, Maret 26, 2012 0 Comments



Ekonom Dradjad Wibowo (kiri) menyampaikan pendapatnya saat diskusi perlindungan dan pengawasan nasabah bank di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ekonom Dradjad Wibowo (kiri) menyampaikan pendapatnya saat diskusi perlindungan dan pengawasan nasabah bank di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. (sumber: Antarafoto)
Kenaikan harga BBM bersifat langsung dan pukul rata atau menyeluruh.

Walau partainya mendukung proposal pemerintah menaikkan harga BBM, ekonom yang juga Wakil Ketum PAN Dradjad Wibowo tidak bisa melawan suara hati nuraninya menolak proposal itu. 

Secara pribadi, Dradjad menilai, penolakan banyak anggota masyarakat terhadap kenaikan harga BBM dapat dipahami. Sebab, itu tidak lepas dari kenaikan harga tersebut yang bersifat langsung (direct) dan pukul rata atau menyeluruh (blanket).

"Disebut langsung karena yang dinaikkan adalah harga barang itu sendiri, dalam hal ini harga BBM. Disebut "pukul rata" atau "menyeluruh" karena, tidak peduli kaya atau miskin, masyarakat harus membayar kenaikan harga dalam besaran yang sama," kata Dradjad di Jakarta, hari ini.

Menurutnya, argumen yang sering dikemukakan pejabat pemerintah dan yang pro-kenaikan BBM adalah 70 persen dari nilai subsidi BBM dinikmati oleh mereka yang tidak berhak, yaitu kalangan menengah atas.

"Kalau benar seperti itu, seharusnya pemerintah mencabut saja subsidi BBM dari kaum menengah atas dan jangan membabat kaum miskin juga," ujarnya. 

Besarnya jumlah penduduk miskin Indonesia, Drajad mengingatkan, tidak lepas dari kebijakan harga yang tidak berpihak kepada orang miskin. Dan kenaikan harga BBM, sambung dia, akan menciptakan ketidakadilan yang baru. 

"Karena, orang miskin harus menanggung beban yang setara dengan orang kaya untuk setiap liter BBM yang dikonsumsi," tambahnya.

Dia mengatakan, ketidakadilan itu tidak bisa dikompensasi dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang direncanakan sebesar Rp150 ribu per bulan selama 9 bulan.

Pasalnya, menurut dia, dari pengalaman Bantuan Langsung Tunai (BLT), transfer tunai semacam ini banyak efek negatifnya dan hanya mengurangi kemiskinan secara semu.

Bahkan, Dradjad melihat, BLT itu sebagai money politics yang dilegalkan dan menguntungkan PD. "Nilai positif dari program itu sejujurnya lebih dari sisi politis, yakni hanya satu parpol yaitu Partai Demokrat (PD) yang diuntungkan secara politis karena penerima BLT cenderung berterima kasih dan tetap terjaga sebagai pemilih PD," tuturnya.

Akan tetapi, Drajad menilai, parpol koalisi yg lain seperti Golkar, PAN, PKS dan PKB cenderung dirugikan. Parpol koalisi merosot citranya karena harus mendukung kenaikan harga BBM, tapi tidak ikut menikmati keuntungan politik dari BLT.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.