Komnas PA: Polisi Kurang Serius Perangi Penculikan Bayi
Polisi sebagaimana diungkapkan oleh Sekjen Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait memiliki pendekatan dan cara yang lemah untuk menumpas sindikat penjual anak.
Pihak polisi, kata dia, selalu menggunakan pendekatan pidana dalam menangani setiap kasus penculikan dan perdagangan anak tanpa mau peduli dan mau menumpas sindikatnya.
Berikut kutipan pernyataan Arist seperti disampaikannya kepada wartawan Beritasatu.com, Kamis (22/3) malam.
Dalam beberapa bulan belakangan ini kasus penculikan anak kembali terjadi, apa yang dipantau Komnas PA terkait itu?
Itu semua terjadi dan marak terjadi karena memang penanganan yang dilakukan oleh polisi terhadap kasus itu masih sangat lemah.
Maksudnya?
Selama ini polisi ya selalu melihat hilangnya bayi sebagai bagian dari tindak pidana penculikan atau apa pun itu.
Menurut Anda apa yang harus dilihat dari kasus penculikan bayi di Indonesia selama ini?
Ya sindikat, penculikan anak maupun bayi di kita selama ini ada peran dari sindikat perdagangan manusia dan bayi. Karena itu, yang seharusnya diperangi oleh polisi adalah sindikat itu.
Bagaimana itu dilakukan?
Gampang kan sebenarnya, selama ini kan modus kerja mereka bisa dilihat, sasarannya kan biasanya keluarga miskin yang sedang butuh biaya persalinan di rumah sakit, rumah bersalin atau juga puskesmas.
Pihak mana saya yang terlibat?
Sindikat itu biasanya bekerja di situ dan bukan hal yang tidak mungkin pastinya pihak rumah sakit atau pun rumah bersalin ikut terlibat, eksekutornya orang yang bekerja di tempat bersalin, pekerja kesehatan di sana. Mereka biasanya berperan dalam memudahlkan mendapatkan surat lahir, mengubah identitas anak untuk orang yang memesan dan melancarkan aksinya.
Selama ini sindikat belum disentuh polisi?
Ya seperti yang saya katakan tadi, pendekatan mereka masih pendekatan pidana.
Boleh tahu angka atau data kasus penculikan dalam beberapa tahun belakangan ini?
Kalau yang terlapor ada 120 pada tahun 2011. Ini meningkat kalau dibanding data tahun 2010 yang hanya 111 kasus yang melaporkan. Namun, itu bukan data nasional. Pada tahun 2012 ini kami menerima empat laporan empat. Salah satunya bayi kembar yang ditemukan di Depok kemarin.