Laskar Rakyat: Pemerintah tidak Prorakyat
Ratusan massa yang tergabung dalam Laskar Rakyat dan mahasiswa melakukan unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kawat besi pembatas, rubuh diterjang pengunjuk rasa, di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, hari ini.
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, para pengunjuk rasa merubuhkan kawat besi pembatas. Mereka menginjak-injak kawat pembatas itu agar dapat berorasi tepat di depan pintu gerbang DPR.
Selain itu, Laskar Rakyat mendirikan tiga tenda berhiaskan poster menolak kenaikan harga BBM. "Kami ada untuk melawan kebijakan yang tak pro rakyat. Batalkan kenaikan BBM," begitu tertulis disalah satu poster.
Spanduk besar bergambarkan Bapak Proklamasi Indonesia, Soekarno, pun dibentangkan di atas pagar gedung DPR. "Kami sudah sejak hari Jumat (23/3), kemarin berada di sini. Kami mendirikan tenda. Namun, kami tidak pernah menginap karena selalu dipukul mundur aparat yang jumlahnya ratusan. Kendati begitu, kami tidak gentar dan terus dirikan tenda esok harinya. Kami akan terus melawan," ujar Penanggung Jawab Lapangan Laskar Rakyat, Mujib Hermani kepada Beritasatu.com di tengah aksi.
Mujib mengatakan, pihaknya berada di sini karena pemerintah tidak pro rakyat. Laskar Rakyat dengan tegas menolak kebijakan pemerintah menaikan harga BBM.
"Kalau BBM naik, imbasnya bahan pokok naik diikuti lainnya. Ini kan namanya membunuh rakyat secara perlahan-lahan. Bagaimana nasib buruh di Tangerang yang hanya mendapatkan uang makan sehari Rp 2000 untuk beli makan? Percuma mereka (buruh) bersusah payah menuntut kenaikan upah, kalau ternyata kebutuhan pokok juga naik," terangnya.
Mujib menegaskan, pihaknya akan terus menjalankan aksi sampai pemerintah menarik kebijakan menaikan harga BBM.
"Kami akan terus berunjukrasa sampai pemerintah membatalkan kenaikan BBM. Tanggal 29 Maret, kami akan melakukan unjuk rasa yang sangat besar kalau memang pemerintah tak membatalkan itu," tandasnya.
Sementara itu, puluhan mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Darma Persada, dan Universitas Negeri Jakarta juga melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR.
Sambil membentangkan spanduk dan bendera, mereka meneriakan aspirasinya.
"Kita harus lakukan perlawanan kawan-kawan. Jangan berdiam diri. Kalau BBM naik, semua harga juga naik termasuk ongkos kuliah. Kasihan rakyat kecil. Ayo kita lawan neo liberalisme. Kita lawan antek-antek neo liberalisme," kata salah satu pengunjuk rasa dengan menggunakan pengeras suara.
Sementara itu, arus lalulintas di depan gedung DPR sempat ditutup para mahasiswa pukul 14.35 WIB. Beberapa mobil pribadi dan bus terjebak di tengah pengunjukrasa.
Namun, setelah aparat polisi dan mahasiswa bernegosiasi, arus lalu lintas kembali terbuka. Beberapa polisi mengurai kemacetan yang terjadi. Mahasiswa pun melanjutkan aksi dengan hanya menggunakan setengah badan jalan.