Mahasiswa "Jatuhkan" SBY
Sekitar lima orang mahasiswa, dari Aliansi BEM se-Jawa Barat, menurunkan foto SBY yang frame-nya berukuran kira-kira 1 meter x 1,5 meter. Foto itu dibalikkan, lalu dibanting ke lantai Gedung DPR. Kaca penutup foto itupun hancur berkeping-keping.
Mahasiswa itupun lalu berteriak, mengepalkan tangan ke atas, sambil meneriakkan, "Hidup Rakyat, Jatuhkan SBY". Para petugas pamdal di DPR pun buru-buru menangkap para mahasiswa itu dan membawa ke ruangan pamdal untuk dimintai keterangan.
Novento, salah satu mahasiswa, mengaku berani melakukan hal itu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemerintah menaikkan BBM, menjual aset negara ke pihak asing, dan gagal memberantas korupsi.
"Pemerintahan ini sama sekali tidak memperhatikan kondisi masyarakat yang susah dengan rencana menaikkan harga BBM. Aset-aset negara dijual dalam bentuk saham ke asing," tegas Novento.
Novento dan kawan-kawannya, sebenarnya sudah menyampaikan keluhan itu kepada pimpinan DPR, yang diwakili Wakil Ketua DPR Pramono Anung, pagi tadi.
Namun, Novento mengakui, pihaknya tak tahan dengan kebijakan Pemerintah yang tidak sensitif dengan nasib rakyat yang kesulitan. "Hidup rakyat," teriak Novento, di tengah dirinya yang diseret oleh petugas Pamdal.
Dan kini, gambar SBY pun hilang dari deretan foto Presiden Indonesia yang diletakkan di delapan pilar penyangga utama Gedung DPR. Yang tersisa hanya foto Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman 'Gus Dur' Wahid, dan Megawati Soekarnoputri.