Masih Rendah, Pengeluaran Kesehatan Orang Indonesia
Biaya yang dikeluarkan masyarakat Indonesia untuk biaya kesehatan dinilai masih dalam golongan sangat rendah, sekitar 2,4 persen dari produk domestik bruto (GDP), sekitar 44 dolar AS per kapita, sementara pengeluaran masyarakat lain di dunia sekitar 5-6 persen dari GDP.
"Biaya kesehatan di Indonesia yang cukup rendah itu hanya setengah atau sekitar 20 dolar AS di antaranya [yang] digunakan untuk obat, sisanya untuk biaya konsultasi dan perawatan lainnya," kata Ketua International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) Luthfi Mardiansyah dalam briefing media di Jakarta, hari ini.
Pengeluaran untuk kesehatan masyarakat Indonesia juga tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN lainnya, yaitu Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura dan hanya di atas negara Myanmar.
Luthfi menyebut, fokus masyarakat Indonesia bukan pada pembiayaan kesehatan yang juga terlihat dari perlindungan asuransi kesehatan yang hanya dimiliki 45 persen masyarakat.
"Sebanyak 130,7 juta orang belum memiliki asuransi kesehatan, sisanya dilindungi oleh Jamsostek, Jamkesmas, atau Askes," ujarnya.
Namun kondisi itu diperkirakan akan berubah begitu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan yang akan berlaku mulai tahun 2014 mendatang.
Dengan pemberlakuan SJSN, pemerintah akan menanggung biaya kesehatan seluruh masyarakat yang belum memiliki asuransi sehingga diperkirakan juga akan meningkatkan pembelian obat.
Dengan kondisi itu, Luthfi menyebut industri farmasi harus mempersiapkan diri untuk menambah kapasitas produksinya mengantisipasi kebutuhan obat yang akan datang.
Bahkan tanpa persiapan bagi penerapan SJSN, industri farmasi selama ini dinilai masih merupakan industri yang sehat dengan pertumbuhan yang positif.
"Industri farmasi masih menarik, pertumbuhannya masih diatas 10 persen dengan rata-rata 13 persen selama lima tahun terakhir," katanya.
Penilaian yang sama diberikan oleh Vice President, Healthcare, Frost & Sullivan Asia Pasifik Rhenu Buller yang memperkirakan pengeluaran biaya kesehatan di Asia Pasifik akan meningkat sebesar 151 persen mencapai 2.927 miliar dolar AS pada tahun 2020.
"Pasar kesehatan Asia Pasifik pada 2011 mencapai 28,5 persen dari pasar kesehatan global dan diperkirakan akan meningkat menjadi 34,6 persen atau sepertiga pasar kesehatan global pada tahun 2015," kata Rhenu.
Sementara biaya belanja kesehatan Indonesia diperkirakan akan mencapai 47 miliar dolar AS pada tahun 2020.