Ramos Horta Mengaku Kalah
Putaran Kedua
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengaku kalah dalam pemilihan presiden yang dilaksanakan kedua kalinya setelah negeri itu merdeka.
Pada pemilihan presiden yang dilangsungkan Sabtu, pemenang Nobel itu melawan 11 calon lain.
Pilpres putaran kedua akan dilakukan jika tidak ada kandidat yang memenangkan suara 50 persen.
Pemilihan presiden putaran kedua akan berlangsung pada 16 April.
Calon yang bertarung adalah oposisi dari Fretilin, Francisco "Lu Olo" Guterres dan mantan panglima angkatan bersenjata, Taur Matan Ruak.
Ketua komisi pemilihan presiden, Luiz Fernando Vall menyampaikan hasil perhitungan.
Baik Guterres dan Ruak dianggap pahlawan ketika bergerilya melawan pendudukan Indonesia.
Ramos-Horta akan mundur pada Mei.
"Pada tengah malam tanggal 19 Mei saya akan menyerahkan kepemimpinan negeri ini ke presiden baru, salah satu dari dua kandidat yang akan maju dalam putaran kedua," kata Ramos-Horta kepada wartawan di ibu kota Dili.
Presiden yang populer dan selamat dari usaha pembunuhan pada tahun 2008, mengatakan dirinya tidak akan mendukung salah satu calon.
"Sebagai presiden saya punya kewajiban untuk tetap netral. Saya tidak bisa mendukung salah satu calon," katanya dalam konferensi pers.
Timor Leste berpenduduk 1,1 juta akan merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-10 pada bulan Mei.
Pada akhir tahun ini, pasukan keamanan PBB akan meninggalkan Timor Leste dan menyerahkan keamanan kepada pengelola negara.
Pada hari Sabtu, Ramos-Horta, 62 tahun, mengatakan jika tidak terpilih kembali menjadi presiden, dirinya akan kesulitan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan.