Tak Selamanya "Workaholism" Itu Buruk
Kaum "workaholic" atau penggila kerja kerap dikaitkan sebagai karyawan yang obsesif, kompulsif, stres, dan bekerja keras secara berlebihan.
Namun, studi mengungkap, kebiasaan bekerja sangat keras seperti ini tidak selalu menjadi hal yang buruk.
Riset yang dilangsungkan oleh Rouen Business School di Prancis mengungkap, bekerja sangat keras bisa jadi hal yang baik.
Ada beda cukup mendasar antara menjadi seorang penggila kerja dengan berlebihan bekerja.
"Workaholic" atau penggila kerja, artinya, Anda memiliki gairah untuk bekerja dan terhadap pekerjaan tersebut, serta memiliki keseimbangan antara waktu kerja dan waktu kehidupan pribadi yang berbeda dari kebanyakan orang.
Sementara orang yang bekerja berlebihan artinya, Anda memiliki atasan kerja yang memaksa agar Anda bekerja penuh waktu dan di jam-jam yang seharusnya Anda libur.
Tenaga "workaholic" terdorong dari perasaan senang dan merasa mendapat penghargaan ketika tujuan mereka tercapai.
Sementara workaholic yang tidak sehat termotivasi oleh pikiran ia bisa saja dipecat sewaktu-waktu jika tidak mengerjakan pekerjaannya cukup baik untuk laporan esok hari.
Jadi, asalkan motivasinya positif, tidak ada salahnya untuk menjadi seorang "workaholic".