Vital, Dana dan Industri Penunjang untuk Sebuah Konser
Dalam sebuah pagelaran musik, peranan pendanaan tentu menjadi hal yang sangat vital untuk diperhitungkan. Selain dari modal internal, kehadiran sponsor dan industri penunjang dinilai penting dalam mendukung kelancaran sebuah konser musik.
Terlebih, penjualan tiket tidak cukup untuk menutupi biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah promotor dalam menyelenggarakan sebuah event musik bertaraf internasional. Tak heran jika dalam setiap kesempatan, kita selalu menemui acara-acara pendukung, seperti jumpa artis (meet and greet), sesi foto bersama artis (photo session) hingga makan malam bersama (gala dinner).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu cara promotor dalam menarik sponsor, disamping tentunya menggugah minat penonton untuk membeli tiket. Salah satu perusahaan yang rajin mendukung acara musik adalah PT Djarum.
Pihaknya menilai, dukungan terhadap industri kreatif pada umumnya dan konser musik pada khususnya sesuai dengan visi perusahaan. Meski begitu, pihaknya mengaku selektif dalam memberikan pendanaan, dan ditentukan berdasarkan target penonton serta dapat memberikan efek langsung bagi perusahaan.
Haryono, Senior Manager Djarum mengatakan, ada persyaratan khusus yang ditetapkan perusahaan dalam memberikan dukungam, diantaranya bisa memberikan pengaruh terhadap penjualan produk perseroan.
“Hal itu kami perlukan untuk mempromosikan produk-produk baru perusahaan. Apalagi kebijakan pemerintah Indonesia tentang industri rokok membuat kami harus kreatif dalam melakukan promosi,” tuturnya kepada beritasatu.com.
Perusahaan lain yang juga giat dalam menyalurkan dukungannya dalam setiap konser musik adalah PT Bank Nasional Indonesia Tbk. Senada dengan Djarum, hal itu tidak terlepas karena pihaknya peduli dengan industri kreatif nasional.
Tribuana Tungga Dewi, Corporate Secretary Bank Nasional Indonesia mengungkapkan, punya segmentasi tersendiri terhadap pagelaran musik yang didukungnya. Langkah yang diambil perseroan dalam memilah segmentasi musik kembali diperhitungkan dengan feedback yang bisa diterima perusahaan.
“Tanpa mendiskreditkan jenis musik lain, genre musik Jazz memiliki pasar tersendiri, dimana kebanyakan dari penikmatnya adalah mereka yang memiliki kemampuan finansial yang cukup, dan kami memilih jenis musik tersebut,” papar Tribuana kepada beritasatu.com.
Disisi lain, industri pendukung, seperti tata cahaya, tata suara, gedung serba guna hingga asuransi juga turut menerima berkah dari maraknya konser musik di Indonesia. Kehadirannya tak hanya menjadi pelengkap dalam sebuah pagelaran musik, tetapi juga menghidupkan banyak pekerja yang turut mencari nafkah dari denyut event musik.
Meski belum ada hitung-hitungan pasti tentang berapa keuntungan yang dapat diperoleh, namun setiap promotor pasti selalu melibatkan industri tersebut dalam setiap kegiatan yang diselenggarakannya.
Untuk industri Tata Cahaya, persaingannya belum terlalu ketat, dan salah satu yang paling ternama serta mendominasi dalam setiap konser musik adalah Mata Elang. Mulai dari event musik skala nasional hingga internasional telah banyak digarapnya dengan keuntungan yang bisa diperoleh mulai dari juta hingga miliaran rupiah.
Sementara dari bisnis penyewaan ruang serba guna, yang umumnya dijadikan tempat
untuk konser musik kini bertambah ketat, dengan banyaknya kemunculan alternatif convention hallbaru.
Jika dahulu, industri ini di dominasi oleh Jakarta Convention Center (JCC), kini pihak promotor mulai melirik alternatif lain seperti, Sentul International Center (SIC), Jakarta International Expo (JIExpo), Jitech Mangga Dua hingga Stadion Gelora Bung Karno sebagai
opsi lainnya.
Hal ini berimbas pada persaingan harga sewa yang dikatakan sedikit menggerus keuntungan yang bisa diperoleh industri penyewaan ruang serba guna.
Sedangkan untuk industri Tata Suara dan Asuransi, persaingannya belum seketat ruang serba guna, terutama Asuransi yang hingga kini belum banyak dilirik oleh para promotor, meskipun keberadaannya dinilai penting.
Itu sejalan dengan kesadaran masyarakat Indonesia yang umumnya masih memandang sebelah mata terhadap kegunaan asuransi.
Namun satu hal yang bisa ditarik, keberadaan industri pendukung dan sponsor dalam setiap konser musik mutlak diperlukan dan dapat berimbas pada sisi ekonomi serta pemanfaatan tenaga kerja.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Tenaga Kerja sejatinya menyadari hal ini, dan bisa memetik keuntungan bisnis konser di Tanah Air, tak hanya untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga sarana mengenalkan Indonesia ke mata dunia.