Anak Lelaki Lebih Berisiko Autisme
Pimpinan Youth Shine Academy (YSA,) Elijah Teguh Jaya Putra mengatakan, anak laki-laki lebih berisiko terkena autisme ketimbang anak perempuan.
"Prevalensi autisme pada anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan," katanya di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.
Menurut dia, autisme bisa menimpa satu sampai dua bayi pada setiap 10 ribu angka kelahiran. Namun, gejalanya baru bisa dilihat pada usia tiga tahun. Autisme itu sendiri lebih pada gangguan interaksi sosial, komunikasi, imajinasi, pola perilaku repetitif, dan resistensi terhadap perubahan pada rutinitas.
"Biasanya penyandang autisme mengalami kesulitan dengan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal," kata Teguh.
Ia mengemukakan, bahwa penyandang autisme tidak mengerti arti gerak tubuh, ekspresi wajah dan suara.
"Mereka juga mengalami kesulitan dalam bermain dan berimajinasi sehingga terbatasnya aktivitas bermain. Mungkin hanya mencontoh dan mengikuti secara kaku dan berulang-ulang," kata pimpinan lembaga yang mewadahi pendidikan pada anak-anak itu.
Di Kabupaten Buleleng, YSA melakukan pendampingan terhadap anak berkebutuhan khusus, termasuk penyandang autisme.
"Di daerah ini masih banyak ditemukan anak-anak yang memerlukan perhatian secara khusus, utamanya dari lapisan masyarakat menengah ke bawah," kata Teguh.
Oleh sebab itu, YSA menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mendukung program jangka panjang yang mengarah pada perbaikan taraf kehidupan anak-anak.