Belasan Ribu Siswa Pra Sejahtera Diajarkan Jadi Pemimpin
Menjadi seorang pemimpin yang berakhlak baik atau menjadi seseorang yang bertumbuh dengan karakter mandiri, jujur dan bertanggung jawab bukan hanya milik para pelajar dari kalangan sejahtera, tetapi juga milik para pelajar yang berasal dari keluarga prasejahtera.
Yayasan Putera Bahagia (YPB) berupaya untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi bagi siswa pra sejahtera. Dari sekitar 178 ribu anak dari keluarga prasejahtera, YPB baru bisa menjangkau 11.600 siswa yang mengikuti pelatihan pengembangan diri.
Ketua YPB Sri Hartati Fauzi Bowo, mengatakan program pengembangan diri untuk anak-anak sekolah dari keluarga pra sejahtera telah dilakukan sejak 2004, yang awalnya hanya melaksanakan program peningkatan gizi anak mulai tahun 1952 hingga 2003.
Tujuan pengembangan diri ini adalah membentuk karakter mandiri, menambah pengetahuan, jujur, bertanggung jawab dan berakhlak mulia. Semua ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan zaman, dengan memberikan pelatihan yang membangun jiwa dan rasa.
“Pengetahuan yang luar biasa serta kepandaian yang jenius, menjadi tidak berarti bila pemiliknya tidak memiliki keterampilan hidup bermartabat. Pendidikan menjadi lengkap bila anak mempersenjatai dirinya dengan kejujuran, menghargai orang lain, pantang menyerah dan dorongan mengembangkan diri sendiri serta berakhlak mulia,” kata Sri Hartati dalam acara Reuni akbar HUT YPB ke-60 dan peluncuran logo baru di Monas, Jakarta, hari ini.
Tercatat, sejak tahun 2004 hingga tahun 2011, sudah ada 11.600 siswa sekolah SD, SMP dan SMA yang berasal dari keluarga pra sejahtera di Jakarta telah mengikuti pelatihan pengembangan diri. Dalam pelatihan tersebut, peserta akan dibekali pembelajaran kepribadian, pengetahuan agama, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), keterampilan bekerja sama dalam kelompok, dan kegiatan outbond.
Kegiatan ini sangat penting bagi anak-anak, apalagi dari kalangan keluarga prasejahtera. Sebab, pendidikan mental ini jika dilakukan sendiri biayanya sangat mahal.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menegaskan mimpi untuk menjadi pemimpin merupakan impian seluruh anak-anak yang berkeinginan sukses dalam hidupnya. Hanya saja, anak-anak yang berasal dari keluarga pra sejahtera atau hidup dibawah garis kemiskinan, cenderung merasa rendah diri dan tidak memiliki kepercayaan tinggi karena keterbatasan ekonomi keluarga.
“Menjadi pemimpin adalah hak setiap anak, tidak melihat dari latar belakang ekonominya. Yang penting dia merasa percaya diri, mau dibina dan mau mengembangkan potensi dirinya sendiri. Salah satu buktinya adalah, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, adalah merupakan alumni YPB tahun 1972. Akhirnya dia mampu menjadi pemimpin di Dinas Pendidikan DKI Jakarta,” kata Fauzi Bowo.
Karena itu, Fauzi menegaskan setiap siswa di Jakarta yang berasal dari keluarga tidak mampu sekalipun, tidak memiliki alasan lagi untuk tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Menurutnya, siapapun memiliki kesempatan dan peluang yang sama, dengan catatan mau bekerja dengan tekun mengembangkan dirinya, untuk menjadi manusia yang berkualitas untuk kota Jakarta.
“Melalui yayasan ini saya merasa bangga, karena hingga tahun ke 60 nya ini, yayasan ini mampu menciptakan alumnus-alumnus yang berhasil dan lebih percaya diri,” tegasnya.