Haruskah Orangtua Mengoreksi Tugas Sekolah Anak?
Orangtua memiliki hubungan yang aneh terkait dengan pekerjaan rumah (PR). Kebanyakan orangtua ingin melihat anaknya belajar dan mendapatkan jawaban yang benar.
Di titik inilah orangtua biasanya terjebak untuk tergoda mengoreksi PR anak sebelum diserahkan di sekolah. Jika Anda salah satu dari orangtua tersebut, sadarilah bahwa cara ini justru akan mendatangkan keburukan daripada kebaikan.
Peran tugas sekolah.
Sangat mudah dipahami bagaimana PR bisa menjadi siksaan bagi orangtua. PR anak sering kali mengonsumsi waktu keluarga. Juga mempertinggi perdebatan. Namun di pihak lain, PR bisa menjadi barometer bagus bagi kemampuan anak di kelas. “Jika PR penuh dengan tujuan, maka PR bisa menjadi ukuran bagi guru apakah murid memahami konsepnya dan mendapatkan bagian yang hilang,” ujar Julie Freedman Smith, salah satu pendiri Parenting Power, yang menawarkan pelatihan bagi orangtua dan keluarga. Dengan fakta ini, seharusnya orangtua tidak mengintervensi proses tersebut, kan?
Desakan untuk mengoreksi.
Meski orangtua memahami peran PR secara intelektual, tetap saja ada elemen emosional untuk mempertimbangkan tugas sekolah anaknya ini. Orangtua begitu ingin anaknya sukses dan beberapa kali melihat PR sebagai kesempatan untuk mendapatkan poin atau nilai di kelas.
“Kemampuan untuk belajar secara mandiri dan mendapatkan pencerahan tentang pengetahuan di sekolah adalah tujuan PR – bukan peringkat itu sendiri,” ujar Allen Koh, CEO dari Cardinal Education, sebuah konsultasi pendidikan dan tutorial. “Jika orangtua hanya memberi jawaban pada anak tanpa menjelaskan secara menyeluruh, maka mereka merampok pengalaman belajar dan pemahaman pada anak,” ujar Koh.
Persepektif guru.
Yang orangtua harus lakukan adalah membimbing anak mereka dan menuntun mereka menemukan jawaban yang tepat. Kebanyakan orangtua tidak bisa dikibuli oleh koreksi yang dilakukan orangtua atas jawaban anaknya.
Pada dasarnya, PR menawarkan pada orangtua, sebuah kesempatan untuk bekerja sama dengan guru. Karena itu lebih baik orangtua cukup memandu anaknya saja. Cara ini akan membantu anak untuk melihat bahwa orangtua adalah rekan dalam pendidikan mereka, bukan pihak yang justru belajar.