Indonesia Jajaki Kerjasama Industri Beras Dengan China
Pemerintah menjajaki kemungkinan bekerjasama dengan China di bidang tehnologi peningkatan produksi beras.
”Ini tantangan supaya dapat menghasilkan beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. China merupakan produsen beras, jadi bisa menjajaki pertukaran benih maupun tekonologi demi meningkatkan produktivitas,” kata Yopie Hidayat Juru Bicara Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, hari ini.
Hal itu disampaikannya usai pertemuan Wakil Presiden Boediono dengan Wakil Perdana Menteri Cina Hui Liangyu yang membahas kerjasama ekonomi dan energi dan terutama di bidang pertanian.
Yopie mengutip pernyataan Boediono yang menyampaikan kepada delegasi yang hadir bahwa Indonesia menganggap penting untuk menjalin kerjasama dalam bidang peningkatan produktivitas pangan.
Pemerintah sebelumnya mencanangkan target meraih surplus produksi beras 10 juta ton tahun 2014, namun tenggat waktu itu kemudian direvisi menjadi tahun 2015 karena produksi beras nasional tidak sesuai harapan akibat berbagai sebab.
Selain di dalam bidang pangan, Boediono dan Hui juga membahas kerjasama di bidang manufaktur. Yopie mengatakan di dalam pertemuan tersebut keduanya mengamini bahwa banyak peluang kerjasama manufaktur untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing maupun ekspor.
”Sudah menjadi keinginan dari dua pemimpin negara untuk saling memahami karena Indonesia dan China adalah dua negara yang saling melengkapi,” ujarnya.
China juga melihat program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sebagai sesuatu rencana bagus untuk memajukan ekonomi.
Yopie menambahkan China saat ini sedang menyusun rencana pembangunan lima tahunan yang ke-12 dan menurut Hui rencana tersebut bisa dikaitkan dengan MP3EI untuk menciptakan peluang kerjasama terutama dalam pembangunan infrastruktur dan pusat pertumbuhan.