Jokowi Populer Namun Belum Tentu Dipilih
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Reform (CIR) Sapto Waluyo menegaskan, ada gejala negatif yang dilakukan lembaga riset dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
"Sebagian lembaga riset bukan memetakan kondisi real masyarakat, tetapi melakukan pembentukan pendapat(opinion building) atas kliennya, sambil berkampanye negatif terhadap kompetitor," katanya di Jakarta, hari ini.
CIR merupakan lembaga kajian strategi dan kebijakan, serta rujukan informasi untuk masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, sains-teknologi, hukum dan hak asasi manusia (HAM). Lembaga ini didirikan pada 30 November 2001 di Jakarta.
Ia mengemukakan dari sekian survei, terbukti posisi Foke-Nara cenderung menurun, yakni 49,1 persen (LSI), 47,2 persen (Puskaptis), 42,4 persen (Cyrus), dan 30 persen (Pride). Jokowi-Ahok cenderung naik dari 14,4 persen, 15,1 persen, dan tiba-tiba melompat 31,8 persen.
"Anehnya, Cyrus tak menyebut raihan Hidayat-Didik saat itu," kritik Sapto. Menurut riset CIR yang sedang berlangsung, posisi Foke-Nara sekitar 35 persen, lalu posisi kedua justru Hidayat-Didik. "Kami belum mempublikasi temuan ini, karena proses sedang berlangsung, dan status kandidat juga belum ditetapkan KPU DKI Jakarta," katanya.
"Jika ada kandidat yang didiskualifikasi KPU, maka posisi yang lain bisa berubah," tambahnya.
Ditegaskannya bahwa yang penting buat publik, kaum periset perlu membedakan popularitas dan elektabilitas. Menurut dia, Jokowi-Ahok mungkin populer, tapi belum tentu rakyat Jakarta memilih mereka.
Hidayat-Didik dipersepsi rendah, padahal Hidayat pernah mendapat suara di atas BPP nasional, tertinggi di Indonesia.
Ia merujuk pada pasangan PKS pada pilkada sebelumnya, yakni Adang-Dani, yang dapat sedikitnya 26 persen dalam pilkada 2007. "Masa bisa berubah secara drastis?," katanya.
Menurut dia, variabel seperti itu yang perlu dicari jawabnya lewat survei.
"Sehingga jangan ada penipuan atau pengarahan opini publik via statistik. Jika Hidayat bisa memulihkan kepercayaan publik terhadap PKS, yang kini didukung PAN/Didik Rachbini) serta pendukung Adang-Dani tetap solid, maka peta kompetisi akan seru," kata Sapto Waluyo.