PPI Berlin tidak Sudi Temui Anggota DPR
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin melakukan aksi walk out, Selasa (24/4) setelah menyampaikan kekecewaan mereka tentang kunjungan kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jerman.
Rombongan anggota DPR yang berkunjung ke Berlin dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Hayono Isman.
Dalam pertemuan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin tersebut, PPI Jerman, PPI Berlin ,dan Nadhlatul Ulama (NU) cabang Jerman menyesalan kunjungan DPR yang tidak berubah dari tahun ke tahun.
Mereka menilai kunjungan luar negeri hanya menghamburkan uang negara. Apalagi ada anggota keluarga mereka yang ikut.
"Saya melihat sendiri anggota dewan selalu merepotkan KBRI yang pekerjaannya bukan untuk melayani anggota Dewan dan keluarga," kata Thoriq, salah satu anggota PPI yang menjadi juru bicara dalam pertemuan Selasa (24/4) yang kini beredar di situs Youtube tersebut.
Melalui rilis yang dikirimkan PPI Jerman, mereka menuntut beberapa hal, yakni, pertama, transparansi dari setiap anggota DPR mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat satu bulan sebelum keberangkatan.
Hal kedua, DPR diminta melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui situs resmi DPR dan media massa.
Soal ketiga, DPR diminta melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan KBRI dan KJRI melalui telekonferensi.
"Melihat rendahnya urgensi kunjungan dan dana sebesar Rp3,1 miliar yang telah dikeluarkan untuk membiayai perjalanan ini, PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU Cabang Istimewa Jerman sepakat untuk menolak kedatangan Ibu Bapak Wakil Rakyat beserta keluarga dan rombongannya," kata Sugih, juru bicara PPI lainnya di hadapan para anggota Komisi I tersebut.
Setelah mengatakan hal tersebut, mereka berbondong-bondong meninggalkan ruangan dan anggota dewan yang hadir terdiam.
Sejumlah anggota yang turut hadir dalam kunjungan itu antara lain, Tantowi Yahya (Fraksi Partai Golkar), Vena Melinda (Partai Demokrat), Tritamtomo (Fraksi PDIP), Yoris Raweyai (Fraksi Partai Golkar), dan Nurhayati Assegaf (Fraksi Partai Demokrat).