Survei Unggulkan Foke, PKS Mawas Diri
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pengusung Hidayat NUr Wahid (HNW) dan Didik Rachbini sebagai pemimpin Jakarta, menilai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang menempatkan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) sebagai pasangan paling terpopuler dengan elektabilitas tinggi pada pilkada DKI Jakarta, sebagai 'pesanan'. Pasalnya, survei hanya dilakukan sebulan sekali.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, pihaknya menghargai usaha LSI dalam publikasi survei tersebut. Namun, ujarnya, survei lebih baik dilakukan setiap minggu sekali.
Pasalnya, tim kampanye para calon bekerja setiap hari. Itu artinya, perubahan peta dukungan masyarakat bisa berubah dengan cepat. Prinsip itu berbeda dengan publikasi LSI yang dilakukan setiap bulan.
"Semua kompetitor incumbent kan bekerja siang malam supaya berbobot. Kalau LSI memang objektif, harusnya survei tiap minggu. Ya kecuali survei mereka itu memang pesanan incumbent," kata Luthfi di Jakarta, Senin (9/4).
Meski begitu, Lutfi mengakui bahwa survei LSI merupakan cambuk bagi para kandidat.
"Kandidat-kandidat lain pun sudah mulai memahami jurusnya incumbent. Pasti mereka punya strategi. Survei itu bisa dijadikan sebagai cambuk dan semangat," paparnya.
Dia menambahkan, berdasarkan kondisi saat ini, wajar rasanya peluang Foke sebagai lebih besar. Apalagi, Foke telah bekerja sebagai gubernur selama lima tahun. Sementara calon lainnya, baru akan bekerja, bahkan memperkenalkan diri.
"Para calon gubernur dan wakil gubernur harus bekerja lebih keras. Foke kan incumbent sudah sejak lima tahun lalu, yang lain kan baru mulai bekerja," tambahnya.
Seperti diketahui, pada Minggu (8/4), LSI mengumumkan hasil survei terhadap para calon gubenur DKI Jakarta, yang dilakukan pada akhir Maret hingga April 2012. Pasangan Foke dan Nachrowi Ramli dinilai sangat berpeluang untuk menang satu putaran.
Bahkan, jika pilkada dilakukan dua putaran, peluang Foke-Nara juga lebih tinggi dibandingkan lainnya. Foke dinilai berpeluang menang karena lebih dikenal oleh warga Jakarta dibandingkan para calon lainnya.