Video Seks Marak Digunakan untuk Senjata Politik
Pengamat intelijen Wawan H Purwanto, menilai kemunculan video adegan seks, diduga melibatkan anggota DPR adalah bagian dari operasi intelijen demi menjatuhkan karier politik seseorang serta pemerasan politik.
Wawan menjelaskan dalam dunia politik, operasi intelijen demikian sangat wajar dan sering terjadi.
Dia menolak untuk menjelaskan secara detail soal indikasi gerakan intelijen tersebut, termasuk soal siapa-siapa saja tokoh intelijen yang terkait.
"Tapi sudah jelas indikasinya, ini gerakan intelijen. Dan kalau yang namanya politisi, hal itu wajar. Ini langkah intelijen di bawah tanah yang tujuannya menghancurkan lawan politik, atau karier politik seseorang," kata Wawan di Jakarta, Rabu (25/4).
Dia menilai gerakan demikian juga biasanya memiliki tujuan mem-blackmail para pihak yang digembar-gemborkan ada pada gambar maupun video adegan seks itu.
Tujuan akhirnya adalah para tokoh itu mati secara politik, dan langkah politik mereka di masa mendatang menjadi sulit.
Gerakan intelijen demikian juga memiliki dampak yang luar biasa. Sebab orang yang diduga terlibat akan kesulitan menghapus imej buruk masyaraka.
"Diprediksi minimal membutuhkan dua dekade bagi masyarakat untuk melupakannya," jelas Wawan.
Sebagai contoh, perempuan yang ada di dalam video diduga merupakan anggota DPR, putri seorang kepala daerah di Pulau Kalimantan yang memiliki jaringan kekuasaan politik kuat di wilayah itu.
"Yang diincar bukan kekuatan putrinya, tetapi menjatuhkan Bapaknya. Lalu korban lebih lanjut adalah partai politik yang menaungi mereka dan itu jelas kena imbasnya," tutur Wawan.
Terkait disebut-sebutnya nama mantan KSAD Jenderal George Toisutta dalam operasi intelijen terkait video adegan seks itu, Wawan mengatakan hal itu sulit dibuktikan.
Pasalnya, Wawan menyatakan aktivitas intelijen tidak pernah terbuka dan selalu undercover. Sebagai seorang mantan KSAD, kata dia, George pastilah mengerti pola, kinerja, dan roda perputaran aktivitas intelijen.
"Namun kalau itu dikaitkan blackmail, pembuktiannya tak semudah yang dibayangkan. Menurut saya, masalahnya bisa diurai dengan mengawali penyidikan siapa yang mengunggahnya pertama kali. Soal George pasti tetap susah dibuktikan," kata Wawan.
Sementara terkait nama berinisial EMG, yang disebut-sebut sebagai yang pertama kali mengunggah video seks itu, dengan dunia intelijen, Wawan menolak untuk menjawabnya. Dia hanya menyatakan sosok terkait dunia intelijen tak pernah menggunakan nama asli atau biasanya memakai nama alias.
"Bagi saya sih, sekarang silakan polisi saja yang bergerak mencari bukti dan informasi soal itu semua," tutur dia.