Wasekjen Demokrat: Gerindra Sahabat, Hanura Kejutan
Fraksi Partai Demokrat merasa mendapat dukungan dari fraksi-fraksi non koalisi. Pasalnya, F-Gerindra dan F-Hanura dianggap berperan mendorong kebijakan yang diusung maupun diinginkan Partai Demokrat di DPR.
"Ini awal kebersamaan serius, positiflah, yang penting bagus untuk kepentingan rakyat dan stabilitas pemerintahan," kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan, hari ini.
Gerindra sebelumnya pernah mendukung F-PD dalam paripurna angket pansus mafia pajak yang akhirnya tidak lolos paripurna. Kemudian dalam paripurna RUU Pemilu, Gerindra juga merapat dengan poin yang diusung F-PD.
Partai pemerintah tersebut dianggap bisa diajak kompromi dengan penurunan ambang batas parlemen hingga 3,5 persen. Sementara itu, F-Hanura, baru dalam RUU Pemilu mendukung fraksi Demokrat.
"Dengan Gerindra, ini kali kedua terwujud kebersamaan. Enak kalau punya sahabat seperti Gerindra. Bagi Hanura, terus terang ini mengejutkan. Kejutan menggembirakanlah," lanjutnya, terkait senadanya suara Hanura dengan Demokrat soal RUU Pemilu.
Pada Rabu malam, fraksi-fraksi koalisi, Demokrat, PAN, PKB dan PPP sempat melakukan lobi sendiri sebelum RUU Pemilu diputuskan. Yang berbeda, lobi itu juga dihadiri F-Gerindra dan F-Hanura. Sedangkan, dua fraksi koalisi lainnya, Golkar dan PKS tidak serta.
Secara terpisah, Ketua DPP Partai Gerindra Martin Hutabarat mengatakan, fraksinya memang bersuara senada dengan fraksi Demokrat. Namun bukan berarti Gerindra akan bergabung dengan koalisi.
"Kami tertarik membangun koalisi masa depan dan harus dengan paradigma baru," Martin di ruang pers, gedung DPR, hari ini.
Salah satu syarat yang akan dikemukakan Gerindra jika harus berkoalisi dengan partai-partai lain pada masa mendatang, antara lain, mengenai komposisi kabinet yaitu harus diisi oleh 70 persen kalangan profesional dan 30 persen dari partai politik.