Apa Isi Kotak Hitam?
Ada dua bagian dalam kotak hitam (black box) yang menjadi bagian terpenting yang diinvestigasi untuk mengetahui seluruh percakapan yang terjadi antara pilot dengan Air Traffic Control (ATC) dalam pesawat buatan Rusia, Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Dua bagian tersebut adalah Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
FDR adalah sistem yang mampu merekam berapa tinggi pesawat, kecepatan, dan kondisi penerbangan pada saat pesawat berada di udara. Sementara CVR merekam pembicaraan pilot dengan ATC .
Apa yang terekam dalam CVR inilah yang saat ini dicaritahu oleh berbagai pihak, karena dalam CVR tercatat kronologi permintaan pilot Sukhoi SuperJet 100 untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki menuju 6.000 kaki.
Pemancar Sinyal
Hingga saat ini tim SAR gabungan yang ditugaskan untuk melakukan evakuasi menemukan bagian alat komunikasi pada pesawat tersebut, salah satunya adalah Emergency Location Transmitter (ELT). ELT merupakan alat pemancar sinyal yang berfungsi untuk memudahkan pencarian apabila terjadi insiden kecelakaan.
ELT bekerja otomatis pada saat pesawat kecelakaan dengan mengeluarkan sinyal yang dapat ditangkap hanya dalam jangka waktu dua hari.
Untuk diketahui, saat Sukhoi Superjet 100 jatuh, ELT pesawat itu mengeluarkan sinyal dengan frekuensi 121.5,243 MHz.
Diduga, posisi sinyal tersebut baru ditemukan oleh tim SAR satu hari setelah kecelakaan atau pada Kamis (10/5) pagi karena Indonesia hanya memiliki standar menangkap sinyal pada frekuensi 121.5,406 MHz berbeda dengan standar frekuensi yang dimiliki penerbangan internasional tersebut.