Cetak Gol di Lapangan dan Ranjang
Seks di Euro 2012
Setiap kali sebuah turnamen besar macam Piala Dunia atau Euro, urusan seks selalu tidak tertinggal. Entah itu yang terkait pelepasan hasrat dari para suporter atau para pemain itu sendiri. Khusus yang terakhir, selalu menyembul pertanyaan di benak pemain tiap kali menghadapi turnamen. Apakah mereka diperbolehkan melakukannya di tengah turnamen?
Untuk Euro 2012, paling tidak sudah ada Giovanni Trapattoni, pelatih Republik Irlandia, yang memberi lampu hijau kepada pemainnya soal berhubungan seks dengan pasangan pada Euro 2012 nanti. Pelatih berusia 72 tahun ini memang percaya, melarang pemain berhubungan seks sebelum bertanding bukanlah ide yang baik.
“Namun, saat bekerja, pemain harus tetap bersama tim,” Trapattoni menambahkan.
Setiap tim memang memiliki aturan soal hubungan seks sebelum berlaga pun beragam. Pada Piala Dunia lalu, Inggris misalnya, Fabio Capello melarang para pemain berhubungan dengan pacar atau istri alias Wags. Capello hanya memperbolehkan pemainnya untuk bertemu dengan pasangan sekali usai pertandingan dan no sex!
Euro 2012, seperti halnya Piala Dunia, merupakan sebuah penantian bagi pemain sepak bola. Mereka berlatih keras dan berusaha tampil bagus sepanjang kompetisi agar bisa membela negaranya di ajang bergengsi. Saat terpilih, mereka harus membuktikan kemampuan yang dipunyai. Persiapan jelang turnamen pun dijalani, makan dan istirahat harus teratur. Bagaimana dengan hubungan seks? Dibatasi?
Pada Piala Dunia 2010, dokter tim Argentina memberi lampu hijau kepada pemain untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan mereka sepanjang turnamen. Begitu pun dengan “Tim Samba” Brasil.
Pengaruhi Performa?
Mitos mengatakan, berhubungan seks sebelum bertanding dapat memengaruhi performa pemain di atas lapangan. Pemain dinilai akan terkuras staminanya usai “bertanding” di atas ranjang. Benarkah?
Hingga saat ini, belum ada bukti yang menghubungan seks dengan performa pemain. “Dalam empat hingga enam dekade ini, para pelatih melarang pemain untuk berhubungan seks sebelum bertanding. Alasannya hal itu akan melemahkan performa pemain. Pendapat itu tidak disertai riset serius sebagai dasar,” ujar Tommy Boone, penulis buku "Sex Before Athletic Competition: Myth or Fact."
Pada 1995, Boone melakukan studi dengan menantang 11 laki-laki untuk berlari di atas treadmill. Beberapa melakukan hubungan seks 12 jam sebelum tes. Hasilnya? Seperti yang dipublikasikan diJournal of Sports Medicine and Physical Fitness, tidak ada perbedaan mencolok dari yang berhubungan seks dengan yang puasa seks.
Memang, ada sedikit perbedaan dari detak jantung dan tekanan darah. Laki-laki yang melakukan hubungan seks lebih tinggi. Namun, dalam studi yang dilakukan Boone, dibandingkan dengan latihan yang biasa dilakukan jelang bertanding, hubungan seks memerlukan tenaga 25 persen lebih sedikit. Selain itu, dampak berhubungan seks (rasa letih dan lainnya) juga lebih sebentar. Jadi, sulit membuktikan jika berhubungan seks akan menyerap stamina yang dibutuhkan kala bertanding.
Pada studi lain yang dilakukan Ian Shrier, ahli kesehatan olahraga dari McGill University Montreal juga menampilkan hasil tidak jauh berbeda. “Seks adalah latihan ringan dan tidak akan membuat tubuh letih,” ujarnya.
Dari sisi fisik, hubungan seks memang tidak terlalu berpengaruh pada kondisi tubuh pemain. Yang hingga saat ini menjadi kontroversi dan belum terjawab adalah dari sisi psikologis. Pasalnya, untuk yang satu ini, setiap orang memiliki dampak yang beragam. Dengan kata lain, Shrier berpendapat, seks hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang bisa menentukan sebuah tim akan menjadi juara atau tidak.
Pendapat yang menarik datang dari Donato Vallani, dokter tim Argentina pada Piala Dunia 2010. “Pemain boleh berhubungan seks dengan istri atau pasangan mereka sepanjang Piala Dunia. Pemain bukan dari Planet Mars. Tapi, sebaiknya jangan dilakukan pada jam 2 dini hari sembari minum sampanye dan menghisap rokok,” ujar Vallani seperti yang dikutip AP.
Sementara itu, John Bancroft, mantan Direktur Kinsey Institute For Sex, Gender, and Reproduction Research di Bloomington, Indiana, juga menilai seks tidak mempengaruhi kekuatan, daya tahan atau kapasitas tubuh memanfaatkan oksigen.
Bancroft menemukan selama orgasme, otak laki-laki langsung terinduksi dan menjadi relaks hingga keesokan harinya. Kemungkinan, masa santai inilah yang bukan waktu terbaik untuk bermain .
"Kisah Sukses"
Pelatih memang banyak yang menilai berhubungan seks bisa mengganggu performa pemain. Namun, tidak semua sepakat dengan hal tersebut. Pemain legendaris Brasil Branco salah satunya. Menurutnya, salah satu kunci sukses Brasil pada Piala Dunia 1994 adalah karena pelatih Carlos Albero Parreira tidak membatasi pemainnya melakukan hubungan seks.
“Apa yang salah dari hal itu? Anak saya, Stefano, ‘dibuat' saat Piala Dunia 1994,” kata Branco. “Seks bagus untuk meredakan tensi yang didapat dalam pertandingan. Yang tidak boleh adalah berada di rumah bordil hingga jam empat subuh,” katanya lagi.
Pendapat lebih ekstrem datang dari rekan setim Branco di Piala Dunia 1994, Romario Faria. Penyerang produktif itu bahkan mengatakan, kehidupan malam adalah sahabat terbaiknya. Baginya, berhubungan seks sebelum bertanding membuat kakinya lebih santai.
“Saya selalu menikmati malam hari. Saat mendapat kenikmatan, saya selalu mencetak gol,” ujar Romario, yang mencetak lima gol dan terpilih sebagai pemain terbaik pada Piala Dunia 1994.
Para ahli memang tidak mendapatkan korelasi antara hubungan seks dengan performa pemain di atas lapangan, khususnya dari sisi kondisi fisik. Namun, tiap pelatih tentu memiliki pemikiran berbeda. Jika pun ada yang setuju, mayoritas menegaskan bahwa segalanya harus dilakukan sesuai porsi dan dengan pasangan tetap.
Lalu, bagaimana dengan penggila sepak bola. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan di Jerman pada Piala Dunia lalu menunjukan, 95 persen laki-laki memilih berada di depan televisi menyaksikan tim kesayangan mereka ketimbang menerima “undangan” dari pasangan.
Tahukah Anda?
Pertinju legendaris Muhammad Ali disebut tidak akan melakukan hubungan seks selama enam pekan sebelum bertanding.