Cuaca Buruk dan Berawan Tebal Saat Kecelakaan Sukhoi
Hasil analisis dari pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan kondisi cuaca di Gunung Salak, Bogor, tertutup awan tebal saat terjadi kecelakaan pada pesawat Sukhoi Super Jet 100, Rabu (9/5).
Krismianto, peneliti dari Pusat Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN mengatakan dari hasil pemantauan Multi Transport Satelit (MTSAT) yang diterima oleh LAPAN, menunjukkan saat pesawat hilang kontak sekitar jam 14.00 WIB, kondisi sekitar Gunung Salak memang sedang tertutup awan tebal hingga 100%.
"Jarak pandang yang pendek karena tertutup awan tebal,” ujarnya ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (11/5).
Dia menambahkan pada rentang waktu jam 14.30–15.00 pada hari itu, terpantau terjadi hujan di Gunung Salak dalam intensitas sedang hingga tinggi.
Hal ini ditunjukkan dengan indeks konveksi, atau indeks potensi curah hujan, yang berkisar 30. Indeks konvensi sendiri mempunyai rentang nilai 0-50.
"Tutupan awan yang tinggi dan indeks konvensi 30 menjadi kombinasi yang mengindikasikan cuaca buruk," tambahnya.
Krismianto juga mengatakan pantauan MTSAT menunjukkan pada saat itu terjadi tutupan awan tebal yang tumbuh vertikal ke atas, atau cumulunimbus, sehingga menutupi pandangan manusia ke arah langit.
"Diperkirakan puncak awan pada saat itu mencapai ketinggian 11.231 km atau 37.436 kaki," ujar peneliti LAPAN itu.