Dalang Itu Bernama Aguero
Tigapuluh delapan pertandingan EPL ditentukan hingga dua menit terakhir untuk mengetahui siapa yang menjadi raja Inggris. Emosi dan ketegangan yang memacu jantung para suporter di Etihad Stadium dan Stadium of Light berakhir klimaks untuk para The Citizen.
Ya, dua gol di masa injury time dari sundulan Edin Dzeko dan sontekan dari Aguero mengempaskan mimpi United yang di lain tempat mempertahankan keunggulan 1-0 dari Sunderland hingga akhir pertandingan.
Empat puluh empat tahun lalu Manchester City terakhir kali mengangkat trofi Liga Inggris. Kemarin akhirnya puasa gelar mereka berakhir sudah. Armada Roberto Mancini sontak melompat lega bercampur kepuasan dari bench dan lapangan saat wasit Mike Dean meniup pluit panjang.
Musim panjang yang melelahkan untuk anak asuh Mancini, berjibaku dengan 19 kontestan lainnya dengan emosi yang bercampur baik di luar maupun di dalam lapangan. Di balik kesuksean City musim ini, terselip nama Aguero di dalamnya sebagai kartu as City musim ini.
Bisa dibilang investasi ratusan juta pounds dari Sheikh Mansour mulai terasa hasil panennya. Memborong beberapa nama bintang yang dimulai dari Robinho, Edin Dzeko, Balotelli, Nasri, hingga Sergio Aguero. Nama terakhir yang saya sebutkan mungkin adalah pembelian terbaik The Citizen musim ini.
Ada berjuta suara dukungan dalam benak Anda untuk menyebut Sergio Aguero sebagai pembelian tercerdas dan fenomenal musim ini. Merogoh kocek 38 juta poundsterling, Aguero langsung membuktikan kelasnya pada pertandingan pertamanya bersama City. Hanya butuh sembilan menit untuk ia mencetak gol perdananya setelah masuk ke lapangan pada babak kedua.
Debutnya juga dipermanis dengan assist yang sangat cantik kepada mantan lawannya di Liga Spanyol dahulu, David Silva. Lalu debutnya ditutup oleh canon indah dari jarak 30 yard yang merobek jala Swansea untuk keempat kalinya.
Sangat jarang pemain perantau langsung bisa beradaptasi dengan atmosfer liga yang baru ia cicipi. Tercatat hanya beberapa nama yang mampu bersinar di musim perdananya di liga Inggris. Nama-nama seperti Chicarito, David Silva, Vermaelen, dan Aguero itu sendiri merupakan sosok yang mampu beradaptasi dengan cepat oleh atmosfer “kick-en-rush” Inggris.
Bohong jika Anda mengatakan bahwa Aguero berpenampilan biasa saja di musim ini. Bisa dibilang Aguero merupakan dalang utama penggerak kesuksesan City musim ini. Statistik mencatat di liga Inggris musim perdananya, ia telah tampil sebanyak 34 kali dan mencetak 29 gol plus 9 assist.
Jika di total secara keseluruhan musim ini di seluruh kompetisi ia telah membukukan 48 penampilan, 30 kali mencetak gol, dan 10 kali mencatatkan namanya sebagai assist. Berkaca pada statistik, Aguero merupakan prototipe terkini dari sosok striker oportunis sejati. Bisa memanfaatkan peluang sekecil apa pun di depan gawang lawan dan mengkonversikannya menjadi gol.
Saya sendiri angkat topi melihat bagaimana ia meliuk di lapangan saat pertandingan, termasuk saat ia menjadi bagian dari dalang pembantaian di derby Manchester, 23 Oktober 2011 silam. Namun jika kembali ke belakang bagaimana seorang debutan sukses harus berjuang mendapatkan bentuknya kembali di musim keduannya.
Contoh nyata seperti Chicarito yang melempem di musim ini, juga termasuk Silva yang perannya perlahan tertutup oleh kehadiran Aguero.
Namun saya pribadi yakin bahwa nasib Aguero tidak akan seperti Chicarito ataupun Silva. Ia akan menjadi unjung tombak nomor satu Manchester City untuk beberapa musim ke depan jika melihat penampilannya selama musim ini, baik secara statistik maupun secara gaya permainan.
Saya berani bertaruh PFA Award musim depan akan jatuh ke tangannya. Atau setidaknya ia akan membawa City meraih gelar liga kembali dengan namanya di papan top scorer.
Ya, dua gol di masa injury time dari sundulan Edin Dzeko dan sontekan dari Aguero mengempaskan mimpi United yang di lain tempat mempertahankan keunggulan 1-0 dari Sunderland hingga akhir pertandingan.
Empat puluh empat tahun lalu Manchester City terakhir kali mengangkat trofi Liga Inggris. Kemarin akhirnya puasa gelar mereka berakhir sudah. Armada Roberto Mancini sontak melompat lega bercampur kepuasan dari bench dan lapangan saat wasit Mike Dean meniup pluit panjang.
Musim panjang yang melelahkan untuk anak asuh Mancini, berjibaku dengan 19 kontestan lainnya dengan emosi yang bercampur baik di luar maupun di dalam lapangan. Di balik kesuksean City musim ini, terselip nama Aguero di dalamnya sebagai kartu as City musim ini.
Bisa dibilang investasi ratusan juta pounds dari Sheikh Mansour mulai terasa hasil panennya. Memborong beberapa nama bintang yang dimulai dari Robinho, Edin Dzeko, Balotelli, Nasri, hingga Sergio Aguero. Nama terakhir yang saya sebutkan mungkin adalah pembelian terbaik The Citizen musim ini.
Ada berjuta suara dukungan dalam benak Anda untuk menyebut Sergio Aguero sebagai pembelian tercerdas dan fenomenal musim ini. Merogoh kocek 38 juta poundsterling, Aguero langsung membuktikan kelasnya pada pertandingan pertamanya bersama City. Hanya butuh sembilan menit untuk ia mencetak gol perdananya setelah masuk ke lapangan pada babak kedua.
Debutnya juga dipermanis dengan assist yang sangat cantik kepada mantan lawannya di Liga Spanyol dahulu, David Silva. Lalu debutnya ditutup oleh canon indah dari jarak 30 yard yang merobek jala Swansea untuk keempat kalinya.
Sangat jarang pemain perantau langsung bisa beradaptasi dengan atmosfer liga yang baru ia cicipi. Tercatat hanya beberapa nama yang mampu bersinar di musim perdananya di liga Inggris. Nama-nama seperti Chicarito, David Silva, Vermaelen, dan Aguero itu sendiri merupakan sosok yang mampu beradaptasi dengan cepat oleh atmosfer “kick-en-rush” Inggris.
Bohong jika Anda mengatakan bahwa Aguero berpenampilan biasa saja di musim ini. Bisa dibilang Aguero merupakan dalang utama penggerak kesuksesan City musim ini. Statistik mencatat di liga Inggris musim perdananya, ia telah tampil sebanyak 34 kali dan mencetak 29 gol plus 9 assist.
Jika di total secara keseluruhan musim ini di seluruh kompetisi ia telah membukukan 48 penampilan, 30 kali mencetak gol, dan 10 kali mencatatkan namanya sebagai assist. Berkaca pada statistik, Aguero merupakan prototipe terkini dari sosok striker oportunis sejati. Bisa memanfaatkan peluang sekecil apa pun di depan gawang lawan dan mengkonversikannya menjadi gol.
Saya sendiri angkat topi melihat bagaimana ia meliuk di lapangan saat pertandingan, termasuk saat ia menjadi bagian dari dalang pembantaian di derby Manchester, 23 Oktober 2011 silam. Namun jika kembali ke belakang bagaimana seorang debutan sukses harus berjuang mendapatkan bentuknya kembali di musim keduannya.
Contoh nyata seperti Chicarito yang melempem di musim ini, juga termasuk Silva yang perannya perlahan tertutup oleh kehadiran Aguero.
Namun saya pribadi yakin bahwa nasib Aguero tidak akan seperti Chicarito ataupun Silva. Ia akan menjadi unjung tombak nomor satu Manchester City untuk beberapa musim ke depan jika melihat penampilannya selama musim ini, baik secara statistik maupun secara gaya permainan.
Saya berani bertaruh PFA Award musim depan akan jatuh ke tangannya. Atau setidaknya ia akan membawa City meraih gelar liga kembali dengan namanya di papan top scorer.
Penulis: Daniel Setiawan
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia