Dana Kamp Teroris Poso dan Gereja Solo Disimpan di Bank
Lima orang terduga teroris yang telah resmi ditetapkan menjadi tersangka terorisme pekan lalu karena keterlibatan mereka dalam kasus Bom Gereja Kepunton, Solo mempunyai peran masing-masing.
Apabila Rizki Gunawan berperan meng-hacking situs MLM untuk mencari dana operasi teror bersama Dedy Irawan (yang juga disiapkan sebagai pelaku bom bunuh diri PN Medan), dan Andri Kurniawan alias Hendrik, lalu bagaimana peran dua tersangka yang lain?
Penyidik Detasemen Khusus 88/Mabes Polri yang meminta tak disebut namanya karena tak punya otoritas berbicara kepada pers mengatakan jika Sidik alias Sidik Virapranata alias Shidiq Pranata alias Abu Dafa alias Chandra Setiawan bertugas menghilangkan jejak kegiatan pengumpulan dana senilai Rp225 juta untuk kegiatan terorisme di Poso dengan cara memalsukan KTP yang digunakan untuk membuka akun (account) di beberapa bank.
"Itulah fakta yang kita temukan. Pelaku teroris menggunakan rekening bank, bukan kurir. Untuk mengelabuhi kita, mereka memalsukan KTP, seolah-olah orangnya berbeda-beda, padahal ya si Shidiq ini. Dana di rekening itu untuk Poso dan Solo," beber sumber itu saat ditemui hari ini.
Namun sumber itu menolak menyebutkan rekening itu dibuka di bank apa saja. Account itu juga digunakan untuk menampung uang hasil hacking.
Sidik juga menyembunyikan dan membantu Andri selama dia dikejar Densus/88 Mabes Polri.
Sedangkan untuk Agus Supriyanto yang juga bernama Agus alias Saifuddin alias Farel alias Fery alias Fahri alias Abu Ahyar yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan tak terlibat langsung dengan Bom Kepunton Solo.
Lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta ini adalah peserta latihan paramiliter di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar pada Januari-Pebruari 2010) dalam kelompok Dulmatin dan Abu Tholut.
"Agus juga peserta latihan paramiliter yang mempelajari pembuatan bom dan menembak di Pegunungan Poso dan Malino, Sulawesi Tengah di bawah pimpinan Santoso," urai sumber itu.
Seperti diberitakan hasil hacking yang memperoleh dana Rp225 juta itu digunakan membeli senjata api dan pembiayaan kegiatan latihan paramiliter di Poso dan Palu. Dana itu juga digunakan untuk biaya operasional Bom Kepunton Solo.
Seperti diketahui ada lima orang yang sudah resmi menjadi tersangka teroris setelah ditangkap pekan lalu. Mereka adalah Rizki, Andri alias Hendrik, Dedy Irawan, Abu Dafa, dan Agus.
Bom Solo meledak pada 25 September 2011 di Gereja Kepunton, Jl Arif Rahman Hakim. Pelaku bom bunuh diri di Solo, Jawa Tengah, Pino Damayanto alias Hayat yang juga terkait dengan bom di Mapolres Cirebon yang diledakan Muhammad Syarif.
Keduanya terkait dengan Jamaah Anshoru Tauhid Cirebon kendati berulangkali dibantah.